Selasa, 03 Februari 2009

KANTIN BARU?UANG JADI KARTU...

Kantin kejujuran...beritanya sudah tergembar - gembor ke seantero sekolah.
"Katanya sih, pas pembukaan makan gratis...!"
"Ini untuk mendidik anti korupsi sejak dini"
"Kalian membayar dan mengambil kembalian sendiri, Nak"
"Duh, tambah jauh aja dari klas kita..."
"Nanti semua penjualnya pakai seragam"
"Harganya naik, es teh jadi dua ribu dua gelas (biasanya segelas seribu, jadi apa bedanya???"
Bla bla bla
Waw, bermacam opini terlontar dari bibir - bibir tak dikenal. Nggak sabar juga aku menanti pembukaan kantin yang kabarnya makan gratis itu. TAPI APA? kami semua hanya menuai kerugian. Bayangkan, kami harus menukar UANG kami dengan KARTU. JANGAN PERNAH membayangkan itu sejenis kartu kredit yang tinggal gesek. Terlalu tinggi khayalan kita, bung. Setelah tergopoh - gopoh menukar uang dengan kartu warna warni, kami membelanjakannya seperti UANG BIASA. Terus, apa gunanya coba? Pembeli tetap menerima kembalian langsug dari penjualnya. HA HA HA. Di mana letak kejujurannya? Ternyata ada satu kios yang benar - benar kantin kejujuran. Satu dibanding tujuh? lucu sekali. Terobosan yang inovatif. Bersusah payah mengantri 'hanya' untuk menukar uang. Hasilnya?
"Belajar udah susah, makan dipersulit juga" (ungkapan hati manusia yang menganggap jam istirahat adalah alasan untuk pergi ke sekolah)
"Hoi, cepetan dong, rumah hantunya keburu penuh nih!" (ratapan jiwa makhluk yang miris melihat tempat penukaran kartu yang lebih mirip loket pasar malam)
"Nggak enak nih, makan di tempat terbuka, rasanya diliatin orang banyak" (keluh kesah insan yang hobi bolak balik dari kantin satu ke kios yang lain)
"Tapi asyik dibuat nongkrong, kayak di tipi - tipi" (senantiasa berpikir positif...)
Nah nah nah, walau banyak yang komplain, namanya kantin sekolah...nggak bakal nggak laku!