Minggu, 14 Desember 2014

22!

Akhirnya, saya menncapai umur 22 juga :))
Sebenernya saya pengen ngepost yang lebih niat soal bertambahnya usia saya tanggal 12 Desember kemarin. Namun apa daya, karena kemalasan kesibukan saya saat ini, postingan itu masih harus disusun dan dirapikan lagi :p
Tapi tenang aja, saya tahu kalian semua penasaran kan, bagaimana saya melalui ulang tahun yang ke 22 ? Kalaupun sebagian besar dari kalian menjawab "tidak" atau bahkan "TIDAAAAK!!!!", saya tetap akan menceritakan itu di sini. Sorry.

Jadi...semua ini dimulai sejak jauh-jauh beberapa hari sebelum tanggal 12. Saya secara berkala mulai mengingatkan orang-orang di sekitar dengan banyak kode supaya mereka nggak lupa. Dengan rajin saya pun mulai menyampaikan list kado yang saya inginkan. Hanya saja nggak ada yang peduli. Kasihan kamu, Nik. Ya, memang :')

Sejujurnya, saya agak sedih karena ultah tahun ini bertepatan dengan pengumpulan seminar (atau proposal tugas akhir) yang selama satu semester ini telah menghantui semua mahasiswa yang menempuhnya. Sedih banget. Ya gimana lagi, nasib lahir bulan Desember. Selalu bertepatan sama minggu-minggu akhir kuliah yang you tau sendiri lah, bikin mahasiswa udah pada kayak zombie.  Saking hecticnya.

Oke...balik lagi.
Kamis malam, Si Aak memang sudah janjian mau ke rumah buat bantuin saya bikin peta seminar. *Si Aak jare* *yoweslah karepku lah yo*
Jadi saya agak terhibur. Nggak papa lah ya, ultah barengan sama deadline pengumpulan seminar asal malemnya ditemenin pacar. Ahik.
Nah, kami pun mulai pacaran mengerjakan tugas sejak magrib dan alhamdulillah jam setengah 11an gitu udah selesai. Sebenarnya saya sudah agak curiga karena dia enggak pulang pulang. Tapi yaudah lah ya. Paling cuma mau ngucapin pertama pas jam 12, pikir saya.

Jam 11.00
Mulai terjadi hal-hal ganjil.
Si Aak mulai aneh. Dia sok-sokan kesurupan gitu. Tapi, karena tau dia anaknya emang suka bertingkah drama dan akting nggak jelas, saya biarin aja. Asal tau aja ya, dia pernah sok-sokan amnesia sebelum ini. Dan banyak kelakuan-kelakuan drama lainnya yang dia lakukan. Jadi ya saya kira emang hasrat dramanya sedang meluap-luap, jadi saya biarin aja.

Tapi tambah lama kok makin lebai ya. Saya agak takut sebenrnya, takut dia kesurupan beneran. Kan biasanya suka gitu kan, becandaan terus jadi beneran. Hvft.
Mana sok kesurupannya aneh banget lagi, kayak kesurupan banteng. Hvft.

Jam 11.30
Kok yo jek diterusno.
Saya udah mulai bete. Sok sokannya udah nggak lucu lagi. Mana saya mau sholat pun nggak dibolehin lho. Lakyo takut bete to.

Jam 12 kurang dikit.
Akhirnya saya berhasil kabur dari cengkraman aktor drama yang lagi memerankan siluman banteng. Saya langsung cepet-cepet ke kamar lalu wudhu. Eh pas asyik wudhu, lampunya mati dong.

Curigakah saya?
YA IYALAH :)))

Sambil meraba-raba perasaannya padaku meja untuk nyari kacamata, saya nyalain senter HP. Terus buru-buru turun ke ruang  hatinya yang paling dalam keluarga.
Di tengah kegelapan, saya mendengar 22-nya Taylor Swift mengalun. Eaaa. 
Ghoik masih tidur nyenyak di depan TV, tapi tiga cecunguk lainnya hilang entah ke mana. Tiga cecunguk = siluman banteng, oda, dan mbing, sepupu saya.
Terdengar gemerisik dari kamar tamu, dan cahaya yang pasti ketebak banget itu cahaya lilin :))

Kemudian nggak tau gimana ceritanya, semuanya keluar. Kemudian nggak tau gimana ceritanya, saya tiup lilin, buka kado, potong kue. Nggak tau urutannya gimana. Kadang memang kalo terlalu gembira kita bakal terserang amnesia sesaat :')

Ini nyumet lilinnya susah banget :))
sumbu lilinnya mendelep di kue

cieee ultah pertama nggak jomblo ciee

dikasih mamanya Dowo, terlalu bagus sampe nggak tega makan :'9


Dibuatin Ote, wapiiiiiiiiik :')

birthdays are nature's way of telling us to eat more cakes!
 
video happy birthday dari Dowo, uwuwuw :'3

Jadi...ya gitu :')
Terharu banget :')
Seneng banget :')
Makasih banget :')

Besok paginya, saya ngeprint tiga eksemplar seminar dan dilanjutkan dengan PARTYYYYYYY di labkom. Yo gak party juga se. Habisnya labkom syepi :') Semuanya lagi pada bayar utang tidur pasca lembur :')
Tapi untungnya segelintir perisaiman dan perisaiwati yang ada di labkom tetap sok asik dan sok party :))

Lalu...gimana rasanya ultah ke 22, Nik?
Pokoknya saya huepiiiiii. Hepi bangeeeeet. Maacih buat cemuanya :3 *mendadak kemimut* *disawat kue tar*
Eniwei nggak ada fotonya Ote, Ghoik, sama Mbing. Soalnya mereka pada pake baju tidur gitu :))

Lalu...apa harapan buat ke depannya, Nik?
rahasia :">

Lalu...ada pesan buat siapapun yang baca postingan ini nggak, Nik?
Hm...
BUAT TEMEN-TEMEN GUE, OJOK MOCO TOK HEEE OJOK NGUCAPIN TOK HEEE KADOEN AKU HEEEEEEE :"))))

Selasa, 21 Oktober 2014

MIHIHIHIHIHIHI

And if I heard you on the radio
I'd never want to change a single note
It's what I'm trying to say all along
You're my favorite song <3

MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI. MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI.

Coba hitung berapa banyak huruf 'H' dan 'I' di atas! *ealah* *sudah Nik, sudah...*

Promo

Jumat, 10 Oktober 2014

Kata Orang (2)

A : Eh, mendingan kita ngurus harga diri tapi kesepian apa nggak ngurus harga diri tapi happy? #QuestionOfTheDay
B : Pilihan yang sulitttt. Mending nggak ngurus harga diri tapi happy. Tapi aku nggak bisa gitu, sekalinya nggak ngurus harga diri itu pasti kepikiran dan happynya berkurang.
A : Sebenernya aku juga sama…tapi lagi belajar cuek sama orang. Susah.
B : Susah..terus mesti overthinking sama pemikiran orang, padahal belum tentu juga orang lain mikir gitu.
A : Kayak gitu itu membunuh kesempatan nggak sih?
B : Iya sakjane..terus gimana dong..

Beneran deh, susah banget memilih antara membahagiakan diri sendiri tapi nggak sesuai sama pendapat orang-orang sekitar atau ngikut kata orang tapi nggak bahagia. Mbulet, yah? Sorry.

Jadi, ada salah satu teman saya yang lagi bingung. Kebingungannya bermula dari sesuatu yang dia lakukan, menimbulkan pemikiran yang kurang baik dari orang-orang di sekitarnya. Dia sempat mikir, apa harus berhenti dari sesuatu yang dia lakukan itu atau enggak. Tapi masalahnya, dia happy. Dan pemikiran orang-orang itu cukup mengusik dan bikin risih. Halah. Haha.

Pada akhirnya, dia berpikir ulang,
Apakah dia bego karena repot-repot mikirin apa kata orang yang bahkan nggak mikirin dia?
Apakah dia bego karena repot-repot mikirin apa kata orang yang bahkan nggak tau kondisi sebenarnya?
Katakanlah dia sudah mengorbankan apa yang membuatnya happy, belum tentu juga orang-orang berhenti berkata-kata, kan?

Kalau kata Mocca sih,
You've got to do what you wanna do
Say what you wanna say, now


Yah, jadi…dia memutuskan buat mikirin diri sendiri dulu dibanding mikirin orang lain.
Semoga keputusan ini nggak salah dan nggak bikin dia menyesal : ))

Eniwei, saya nemu postingan saya tentang Kata Orang yang saya tulis tahun 2012. Lumayan lah buat literatur.
*literatur jareeee*
*mentang-mentang lagi ngerjain proposal TA*


Pssttt, sesungguhnya postingan ini bukan tentang teman saya, tapi tentang diri sendiri. Tapi diri sendiri kan teman yang paling baik sih, jadi saya nggak nipu-nipu amat kan, ya? :p

Selasa, 23 September 2014

Friends



A true friend is the only person who never gets tired of listening to your own pointless dramas over and over again

Ya. Benar sekali, sodara sodara.

Saya adalah salah satu orang yang selalu mendramatisir sesuatu. Semua masalah yang menclok ke hidup ini, selalu saya tanggapi dengan berlebihan. Tapi saya bukan drama queen, saya lebih senang disebut sebagai drama princess. *abaikan*

Kemarin, satu drama lagi mampir ke hidup saya yang sudah cukup kacau akibat seminar (atau proposal Tugas Akhir, kalo kamu nggak tau seminar itu apa).

Drama yang cukup menguras emosi dan air mata. Halah. Lebai lagi kan. Sorry.

Tapi, bener banget kalo orang-orang bilang “a friend in need is a friend indeed”.

Kalo lagi ada masalah yang rasanya bikin kamu ingin meringkuk di kolong tempat tidur sambil selimutan dan nyemil obat nyamuk bakar, maka kamu akan tau siapa orang yang bener-bener peduli sama kamu :’)

Saya bersyukur saya punya teman-teman yang masih mau dengerin my pointless drama over and over again. Nggak bosen nanggepin curhat di LINE di tengah kesibukan dan masalah mereka sendiri. Makasih banyak guyyyyysssss, I loooove you all :’)

Saya juga bersyukur punya satu teman yang dengan bego langsung datang ke rumah pas saya bilang mau cerita. Tanpa makan dan mandi dulu. Dengan bego mau nungguin saya mewek (dan tentunya dia ngeliat muka saya yang saat itu pasti beda tipis sama bokong gajah). Dengan bego mau buangin tisu bekas air mata dan umbel saya. Dengan bego mau membuang bensin motornya dan nemenin saya jalan-jalan dulu sebelum pulang (anyway jalanan Surabaya itu baguuuus banget kalo malem). Dan dengan bego mau nemenin saya nugas lewat chat dan sms sampe dini hari. Nggak tau harus gimana bilang makasihnya. Nggak tau :’)

Melalui postingan ini, saya sampaikan banyak terima kasih untuk semuanya yang sudah bikin happy lagi. Karena kalian semua, saya jadi merasa kalo masalah ini hanyalah butiran upil. Nggak penting penting amat kalo dibanding perang dan krisis air di luar sana :')

Terima Kasih!

Jumat, 19 September 2014

Sakitnya Tuh di Sini...

Saya punya alergi. Jadi, setiap kena sabun pas kondisi kurang fit, maka jari-jari saya akan mengelupas-mengelupas. Sabun apapun. Kata dokternya, bahkan sabun mandi sebenernya juga nggak boleh pake, Cuma kan ya nggak mungkin saya mandi nggak pake sabun. Jadi buat meminimalisir efek alergi, disarankan pake sabun yang melembabkan dan gak bikin kering, contohnya sabun bayi atau sabun yang kandungan moisturizernya tinggi.

Belakangan ini alergi saya kumat lagi dan cukup parah. Ngelupasnya udah lebar dan sampe kaki juga, biasanya tangan aja. Kadang kalo ngelupasnya udah dalem gitu, perih banget. Kena apa dikit sakit :”>

Tapi……percayalah, lebih sakitan sakit hati daripada sakit alergi. Soalnya, sakit alergi sakitnya cuma di sini *nunjuk tangan sama kaki*, tapi kalo sakit hati...

:”>

20 Facts About Me

Dapet tag dari Maria, dan ini dia...

1. Walaupun keliatannya gendut, kalo nimbang, jarum timbangan paling banyak nunjuk angka 58. Itu pun cuma sekali seinget saya, dan pasca lebaran (yang sehari bisa makan sampe lima kali bahkan lebih).

2. Alergi sabun. Padahal saya…
3. Suka banget sama sesuatu yang berhubungan dengan sabun yaitu cuci-cuci. Mau cuci baju atau cuci piring saya suka bangeet. Kalo nyuci motor agak males soalnya somehow tiap nyuci motor suka cedera kayak kebeler gitu. Makanya males. Lagian nggak pernah bersih juga saya kalo nyuci motor. Kayaknya emang nyuci motor itu sudah ditakdirkan untuk cowok kali ya..

4. Kalo mandi suka lama. Banyak ritual yang harus saya lakukan di kamar mandi, makanya jadi lama.
5. Kalo pup juga suka lama. Apalagi kalo lantainya kering terus bawa novel atau komik atau HP ke kamar mandi. Sejam lebih pun sanggup! Tapi abis itu kesemutan sih : ))

6. Anak pertama dari tiga bersaudara yang cewek semua. Itulah kenapa saya kadang agak suka ngebos. Ya gimana, paling tua terus adek-adeknya pada mayak gitu (semoga mereka gak baca ini).

7. Nangisan banget. Banget banget banget. Entah terlalu bahagia, sedih atau marah, saya ngeluapinnya dengan nangis.

8. Ngefans banget sama Jacqueline Wilson. Begonya, saya baru mulai ngumpulin buku-bukunya setelah bisa beli sendiri. Dan sekarang udah susah nyarinya :(

9. Merasa hampa kalo nggak bersosialisasi sama keramaian. Semacam ngecas baterai dari ngobrol (walaupun topiknya nggak jelas) sama orang lain.

10. Nggak berani tidur sendirian. Sampai umur segini, saya hanya beberapa kali tidur di kamar dalam keadaan bener-bener sendiri. Nggak beraniiii. Paling nggak harus ada temennya satu orang. Kalo nggak, bisa susah tidur soalnya bayangin yang aneh-aneh. Sekarang, saya tidur sama Mama. Agak memalukan tapi yaudahlah ya, mumpung belum harus tidur sama suami…#eh #ikiopo

11. Sebenarnya walaupun kadang suka SKSD, saya ini anaknya pemalu dan susah adaptasi. Suka kikuk sama saltingan juga. Ngerasa, nggak?

12. Paling nggak suka berduaan sama orang dan diem-dieman. Bisa gilaaaa.

13. Kebiasaan buruk saya yang paling buruk : suka nunda-nunda. Kebiasaan ini melahirkan kebiasaan buruk lanjutan yaitu…suka telat :(

14. Suka mainin kuku. Makanya kuku saya jelek dan nggak rapi. Bahkan kalah sama kukunya Aga yang jauh lebih rapi. Hvft.

15. Nggak pinter masak. Agak sedih yah. Sebagai perempuan saya merasa gagal. Sebenernya bisa sih bisa…tapi…nggak enak :(
16. Tapi saya pinter bersih-bersih rumah. Kalo rumah ga rapi bisa uring-uringan dan ngomel sendiri. Kalo rumah belum bersih, rasanya badan saya merinding semua. Halah. Lebai.

17. Nggak punya sepatu yang harganya di atas 500 ribu. Nggak rela nginjek barang mahal. Cari duit susah, bok. Udah pernah ngerasain cari duit sendiri sih :p

18. Susah banget nahan ngemil. Meskipun perut enggak laper, mulut rasanya pengen ngunyah makanan terus. Hal ini kemudian bikin saya bokek karena dikit-dikit jajan. Sebagian besar uang saya habis untuk beli jajan, bukan baju atau kosmetik dan hal-hal semacam itu.

19. Paranoid akut. Terutama soal kesehatan. Ada yang aneh dikit sama badan saya, suka googling terus pas nemu penyakit aneh langsung ngeri sendiri. Itulah kenapa saya menghindari nonton tayangan TV soal kesehatan (contoh : Dr. Oz) soalnya takut makin parno. Padahal Ryan Thamrin itu ganteng banget. *gak nyambung*

20. Jayus. Tingkat kejayusan saya biasanya meningkat dalam dua kondisi : seneng banget atau sedih banget. Jadi kalo kalian mendapati saya sangat jayus di beberapa kesempatan, itu mungkin saya lagi seneng banget atau sedih banget.


Nah, itulah #20FactsAboutMe versi saya. Ada yang mau di-tag? : ))

Minggu, 14 September 2014

Jawaban Penasaran

Masih ingat postingan saya yang judulnya Penasaran?

*kemudian terngiang lagu dangdut “sungguh mati aku jadi penasaran…”* *lewati saja bagian ini*

Hari Jumat kemarin saya berpapasan sama salah satu teman yang kemudian berujung pada gossip panjang ala ibu-ibu arisan.
Di sela obrolan kami, teman saya itu nyeletuk, “Kalo udah nikah itu kan jadi kayak kakak adek ya. Udah nggak kayak waktu pacaran dulu… Kata papa mamaku sih gitu...”

Kemudian setelah saya pikir-pikir lagi, mungkin pernyataan teman saya tadi bisa menjawab pertanyaan saya yang Penasaran.
Kalo jadi kayak kakak adek…ya nggak bisa bosen, kan?
Saya punya dua adek yang kadang bisa ngeselin setengah mati. Tapi saya nggak pernah bosen sama mereka. Sebel, kesel, mangkel sering. Tapi bosen…kayaknya nggak pernah…

Jadi…saya sudah nggak penasaran lagi :p

Jawaban beberapa pertanyaan memang suka datang tanpa diduga ya ;)

Jumat, 22 Agustus 2014

Penasaran

Selain nganggur, hari ini kepala saya dipenuhi beberapa pertanyaan aneh yang bikin nggak fokus.
Kok bisa ya ada orang yang cuinta banget sama orang lain sampe segitunya?
Kok bisa ya pasangan suami istri yang bertahun-tahun menikah, tinggal bareng, tidur bareng, makan bareng, apa-apa bareng...tapi nggak bosen?

Ada yang bisa jelasin? Please? :')

Terus, pertanyaan terakhir di postingan ini adalah, bisa nggak ya saya cinta banget sama orang sampe kayak gitu? :))

Sek ta, sakjane cinta iku opo se........ (terjemahan : bentar deh, sebenernya cinta itu apa......)

*negesmu lho, Nik*

Sabtu, 16 Agustus 2014

Break Sama HP

Jaman sekarang, siapa sih yang nggak punya handphone?

Anak TK juga udah pada pegang hape. Tukang sayur pun punya.

Saya adalah salah satu manusia yang punya hape. Sedihnya, saya sudah kecanduan. Jangankan sehari, lima menit nggak ngecek notifikasi hape aja kayak udah gatel merinding gak jelas gitu. Lebai ya? Emang.

Terlalu banyak hal yang bisa dilakukan dalam satu genggaman suka bikin saya gemes pengen hapean melulu. Sedangkan saya bukan orang yang mahir melakukan beberapa hal sekaligus. Konsentrasinya susah kalo dibagi-bagi walaupun hatinya mudah terbagi. Jadi kalo udah fokus ke layar hape, kadang bisa gak perhatian sama sekeliling. Jadi lupa sama dunia nyata. Ngawur ya? Iya. Lagian keseringan liat layar hape juga nggak baik buat mata kan. Bolak balik mama saya ngomel tapi tetep aja..dorongan buat main hape yang menang. Hiks.

Nah. Jadi, saat ini saya lagi nyoba buat nggak pegang hape. Nggak mungkin juga langsung seharian penuh gitu ya. Mau coba sejam dulu. Jadi mulai jam 22.00 sampe jam 23.00. Biar mata saya istirahat. Jempol saya pun perlu istirahat. Sekalian biar hape saya istirahat juga. Kita lihat apakah saya mampu bertahan : ))

Semoga kalo sejam berhasil, puasa hapeannya bisa dicoba bertahap jadi dua jam, tiga jam, bahkan lebih. Semoga bisa.

Ini baru berapa menit aja udah hampir nyerah pengen nyalain hape aja :’)
Tahan, Nik… Tahan… :’)

Oleh-Oleh

Dapat oleh-oleh itu bikin senang. Entah dari temen, sodara, siapapun lah pokoknya kalo dikasih oleh-oleh pasti senang.

Kenapa senang?

Jadi, biasanya oleh-oleh itu dikasih sama orang yang lagi liburan atau pulang kampung atau apalah gitu kan ya. Pokoknya dia pergi ke tempat di luar tempat tinggalnya. Dan kita nggak ikut bareng dia. Terus kita dibawain oleh-oleh, berupa sesuatu yang khas dari tempat yang dia kunjungi itu.
Nah, dengan membelikan oleh-oleh, secara nggak langsung dia mikirin kita pas lagi liburan, kan? Yah setidaknya pas milihin oleh-oleh lah. Milih oleh-oleh juga kan nggak gampang. Nggak asal khas aja. Pasti yang beliin juga nyesuaiin mana yang cocok buat kita dan cocok buat kantong dia :p
Belum lagi bawa oleh-oleh itu balik. Belum ngasihinnya ke kita. Rempong banget kaaaan. Makanya kalo dikasih oleh-oleh harus disyukuri dan dihargai. Itu perjuangan dari yang ngasih tuh :’)

Kurang lebih begitu. Senangnya dikasih oleh-oleh bukan cuma karena dapet makanan atau barang gratis, tapi juga karena berarti yang ngasih peduli sama kita. Kecuali kalo dia beliin oleh-oleh karena terpaksa disuruh sama kita, ya…Itu beda lagi ceritanya : ))

Kalian semua yang baca postingan ini, jangan lupa bawain saya oleh-oleh ya kalo abis dari mana gitu. Plis banget. Thanks. *ealah* *ternyata kode*

Rabu, 30 Juli 2014

Kartu Lebaran



Kadang-kadang memang ada beberapa orang yang sama sekali gak ada hubungan darah tapi bisa lebih dari sodara sendiri.
Makasih kartu lebarannya, Wo :')
Terharu banget. Walaupun agak geli di bagian 'Adek Dowo'.
Tapi pas saya bilang makasih dengan lebai malah dibilang alay. Yaudah lah. Mending alay daripada jablay..

Selasa, 29 Juli 2014

Sudah Melebar

Padahal baru lebaran hari kedua. Eniwei, selamat hari raya idul fitri! Mohon maaf lahir d batin. Taqabbalallahu minna wa minkum. Taqabbal yaa kariim. *makan lagi*

Selasa, 22 Juli 2014

:(

Barusan Papa nelpon.
Terus kangen.
Tapi nggak bisa bilang. Malu.

Lebaran ini Papa nggak pulang, lagi.
Yah, harusnya sudah biasa sih.
Tapi...kangen.

Lebih susah bilang kangen sama Papa daripada sama orang lain.

Tadi Papa bilang, "Katanya handphonemu rusak ya? beli aja pake uang Mama dulu, nanti bilang diganti sama Papa. Tapi ulang tahun nanti nggak usah hadiah, ya?"

Mendadak pengen nangis.
Papa cari uang susah payah sampe tengah laut, jarang pulang, jauh sama keluarga...
Uangnya malah dikasih buat beli handphone...Mana saya make HP suka ngawur lagi...

Pa, kangen :(

Sabtu, 19 Juli 2014

Fabulous 30

Jadi..kemarin saya minta film-film ke salah satu temen saya, namanya Sonya. Si Sonya ini udah dari lama rekomendasiin satu film yang katanya harus saya tonton. Judulnya Fabulous 30.



Filmnya..bagus. Tentang Ja (Patcharapa Chaichue) yang galaw gara-gara diputusin cowoknya pas ulang tahun ke 30. Sedih banget kan, padahal mereka udah pacaran selama 7 tahun. Padahal temen-temennya yang lain udah pada mau nikah bahkan ada yang udah hamil.
Nah, di ulang tahunnya yang ke 31, tiba-tiba muncul cucu nenek tetangganya, namanya Por (Phuphom Phongpanu). Por ini keliatan banget naksir sama Ja. Ja juga kayaknya naksir balik sih.

Terus apa masalahnya?
Nah itu dia. Masalahnya...Por baru umur 24 tahun :'

Sekarang paham kan kenapa Sonya nyuruh saya nonton film ini? HAHAHAHAHAHAHAHAHAKHAKHAK *keselek harddisk film*
Ya..beda umurnya saya nggak sampe 7 tahun sih..tapi kan..HAHAHAHAHAHAHAHAHAKHAKHAK *keselek harddisk film* *lagi*

Saya suka banget deh sama Por. Pertama, dia cuteeeee. Kedua, dia sweeeeet. Oke abaikan. Tapi emang beneeeeer. Mukanya agak-agak mirip artis Indonesia, Galih Ginanjar. Iya gak sih? Kalo Ja mukanya mirip Maia Estianty. #eaaa
Ada satu tokoh lagi nih yang menarik. Halah. Namanya Zen (Nithit Warayanon). Dia ini sahabatnya Por. Ganteng juga.

Ada salah satu dialognya Por yang paling ngena. Karena ada orang lain yang pernah bilang gitu juga ke saya. Minta di-uhuk-in banget kan? Iya emang. Sorry.

Saya gak mau komen banyak-banyak ah. Terlalu personal. HAHA.

Eniwei, kalo penasaran bisa minta film ke saya atau Sonya ya...

Senin, 14 Juli 2014

Ada Pesan Moral Dalam Postingan Ini, Kalian Harus Percaya

Kemarin, saya seharian jadi tukang ojek.

Pertama, saya nganterin sodara sepupu saya buat beli songkok. Tau songkok nggak? Itu lho semacam topi. Bentuknya lonjong. Kalo masih belum tau juga, googling aja sendiri. Yang jelas, songkok itu bukan salah satu jenis duduk. Itu jongkok.

Oke. Jadi, karena saya anaknya manut sama Mama, dengan hawa-hawa mendung (yang enak buat bobo ciang), saya budal ke Pasar Soponyono. Iya, Soponyono, bukan Sopongerti atau Sopose.

Sesampainya di sana, saya langsung mencari toko yang jual songkok. Setelah nemu yang pas, saya coba nawar dan Alhamdulillah bisa. Salah satu pencapaian dalam hidup. Lumayan.

Sepulang dari Soponyono, bukan Sopomaneh, Mama sudah siap untuk menggunakan jasa ojek saya. Saya diminta untuk mengantar ke Pasar Semolo (oke, cukup susah untuk membuat plesetan dari kata ‘Semolo’ jadi ya sudah. Eniwei, baca kata ‘plesetan’ jadi langsung inget plesetan fanta nggak sih?)

Di Pasar Semolo, Mama memborong cukup banyak belanjaan. Bagian depan motor saya jadi penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Kemudian, di jalan pulang, ada orang jual golden melon di pinggir jalan. Berbeloklah saya dan Mama. Kami memilih tiga buah melon yang kuningnya sangat menggoda itu. Alhasil (bukan Al Ghazali atau Aliando), bagian depan motor saya semakin penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Beberapa ratus meter setelah pedagang golden melon buka lapak, ada pedagang pepaya, sodara-sodara. Maka saya membelokkan motor dan Mama kembali dengan tiga buah pepaya (salah satunya adalah bonus dari si penjual. Makasih, Oom). Alhasil (bukan Al Ghazali atau Aliando), bagian depan motor saya semakin penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Dengan hati dan dompet yang ringan, namun motor yang semakin berat, saya dan Mama pulang. Sesampainya di rumah, Mama mengupas pepaya bonusan yang bengkok dan terlihat jelek dari luar. Semacam gak layak makan gitu. Ternyata, sodara-sodara…enak. Inilah salah satu bukti bahwa penampilan luar tidak bisa dinilai begitu saja :’)

Pesan moral yang bisa kalian ambil dari cerita saya ini adalah…
1. Songkok tidak sama dengan jongkok
2. Golden melon itu enak. Sayang, kulitnya belum ada ekstraknya.
3. Pepaya bonusan belum tentu tidak enak.

Sekian. Maaf kalau postingan ini menurut kalian nggak penting. Tapi menurut saya sih penting, karena saya sendiri yang nulis.
Eniwei, kalo ada yang bisa bikin plesetan soal ‘semolo’, kalian bisa tulis di komen ya : ))

Minggu, 13 Juli 2014

Cuma Mikir, Bukan Nyindir

Ada seorang teman yang baru saja cerita, saya nggak bisa menyebutkan namanya, nanti saya dihajar. Jadi dulu, dia pernah bilang sama pacarnya buat membatasi diri berteman sama lawan jenis, dan begitu juga teman saya ini. Sungguh kesepakatan yang aneh dan merugikan, menurut saya. Untunglah teman saya ini sudah tobat dan mengakui bahwa dulu dia masih childish. Bagus, bro : ))

Kemudian saya juga ingat, teman saya semasa SMA punya pacar yang ngeselin setengah mati saking protektifnya. Masa si cewek bisa gondok cuma gara-gara teman saya ini boncengin teman yang kakinya lagi sakit gara-gara habis kecelakaan. Okelah kalo liat sekilas boleh kali ya, cemburu. Masih wajar. Terus setelah dijelasin masih ngambek? Itu ngeselin. Kejadian semacam itu nggak cuma terjadi sekali, seingat saya. Kami (saya dan beberapa teman lainnya) mau nggak mau agak senang pas teman saya ini putus sama cewek itu. Sepertinya teman saya pun juga senang dan sekarang dia sudah lebih bahagia sama pacar barunya yang jauh lebih oke :p

Bukannya gimana, saya cuma nggak bisa paham sama orang yang membatasi kehidupan sosial pacar atau teman dekat (yang walaupun tanpa status tapi sama aja kayak pacar :p) mereka. Terutama dalam berteman dengan lawan jenis. I mean, helloooo…di dunia ini kan cuma ada dua jenis kelamin. Cowok dan cewek, kecuali kalo ada berbagai macam jenis gitu baru masih mending lah ya. Salah-salah mereka malah jadi disorientasi setelah keseringan main sama sesama jenis doang -_-

Sekarang saya nanya deh, kenapa harus membatasi pacar atau teman dekat (yang walaupun tanpa status tapi sama aja kayak pacar :p) untuk berhubungan sama lawan jenis sih? Nggak percaya? Kuatir? Yaudah lah, kalo dia udah sama kita, ya percaya aja. Kalo ujung-ujungnya dia tergoda sama yang lain ya berarti bukan yang baik buat kita. Rempong amat haha.

Kata orang nggak ada pertemanan dekat cowok cewek yang nggak ada perasaan apa-apa. Hm. Dulu saya juga mikirnya gitu. Tapi setelah saya pikir-pikir bisa aja kok temanan dekat sama lawan jenis tanpa perasaan suka atau naksir. Saya punya banyak teman lawan jenis. Ada beberapa yang sangat dekat soalnya enak buat cerita-cerita. Saya sempat berpikir saya naksir dia. Sempat. Ternyata, setelah saya tanyakan lagi pada hati saya yang paling dalam (halah!), enggak. Haha. Mungkin itu cuma perasaan nyaman aja kali ya. Sama kayak ke sahabat cewek. Cuma kan rasanya agak beda to, kalo ke teman cowok. Saya sih nyimpulinnya begitu. Beberapa teman cewek saya juga punya teman dekat lawan jenis dan nggak naksir-naksiran kok. Jadi artinya bisa, kan?

Ada banyak orang di dunia ini yang bisa jadi sumber kebahagiaan kita. Pacar atau teman dekat (walaupun tanpa status tapi sama aja kayak pacar :p) mungkin salah satunya. Salah satunya, bukan satu-satunya. Jadi, kalau tadinya single kemudian punya pacar atau teman dekat (walaupun tanpa status tapi sama aja kayak pacar :p), itu kan kebahagiaan kita nambah kan? Kalau dengan adanya teman dekat kita malah jadi nggak bisa temanan sama banyak orang, bukankah kebahagiaan kita jadi berkurang?

Hm.
Hm.
Hm.

Rugi lho, kalo gak temanan sama semua orang. Rugi banget kalo membatasi diri temanan sama sesama jenis aja. Soalnya cowok sama cewek kan porsinya beda, kita butuh dua-duanya. Ada beberapa hal yang gak bisa kita lakukan bareng teman sesama jenis saja. Lagian, ya masa pacar atau teman dekat (walaupun tanpa status tapi sama aja kayak pacar :p) bolehnya ngapa-ngapain cuma sama kita? Nggak takut bosen?

Ya terserah sih.

Tulisan ini bukan bermaksud menyindir siapapun. Cuma pengen nulis pendapat saya aja. Tapi kalau kamu ngerasa tersindir ya… nggak papa. Malah bagus : ))

Kamis, 10 Juli 2014

Takut

Hari ini saya ke kampus karena ada keperluan (yang kamu nggak perlu tahu). Di sana, banyak anak-anak 2010 yang baru selesai sidang. Mereka sudah lulus. Mukanya pada kelihatan happy gitu.
Kemudian saya mengalami perasaan aneh yang sudah lama tidak saya rasakan. Ya, cinta lama saya bersemi kembali rasanya kayak waktu SMA dulu, pas liat kakak kelas yang udah lulus main lagi ke sekolah. Campuran kagum sama iri jadi satu.
Setelah sekian lama, perasaan yang kayak gitu muncul lagi hari ini.
Mendadak saya takut. Habis ini giliran saya, dong? :’(
Padahal rasanya belum siap. Masih belum ini belum itu.
Saya ngomong sama temen saya yang namanya Naya, yang biasa dipanggil Naya, kalau saya takut. Inilah obrolan kami

Saya : Nay, aku takut TA dll
Naya : Aku lebih takut sama sesudah lulus, Mbech


Pembicaraan saya dan Naya, yang biasa dipanggil Naya, di atas menimbulkan ketakutan baru. Jamban. Perjalanan ini masih panjang. Kemaren pensiun himpunan aja udah girang. Padahal masih banyak hal-hal rempong lain di dunia ini yang akan lebih merempongkan daripada hal-hal rempong sebelumnya. Mampus.
Kami akhirnya pulang, setelah terlebih dahulu diskusi singkat enaknya nyapa dan ngasih selamat ke mereka atau enggak. Karena sungkan dan mereka sepertinya lagi happy banget, kami memutuskan untuk jalan ke parkiran tanpa nyapa : ))

Saya naik motor dan pergi dari kampus. Sepanjang jalan saya masih khawatir.
Kalau kata teman saya yang lain, Dek Kim, "Insya Allah lancar, pasti bisa dilalui" :')
Semoga beneran lancar. Amin :')

Kemudian muncul satu pertanyaan lagi, kalau saya udah lolos sidang terakhir, siapa yang bakal ngasihin kembang ya? :p

Jumat, 04 Juli 2014

Obrolan Berbuka

Jadi ceritanya, setelah buka puasa dan sholah maghrib, adek saya Si Oda, lagi cari-cari cemilan buat dimakan sambil nunggu tarawih.
Berhubung Saya dan Ghoik lagi makan malkist, kami nawarin dia juga tapi dia nggak mau.

Oda : Aku lagi pengen yang asin-asin.
Mama : Ini lho lak banyak jajan se, ada yang asin juga.*nunjuk kresek isi jajan*
Oda : Oiya! *girang, terus ambil piattos*
Mama : *sambil bersihin meja dapur* Nek ijek kurang asin, tutulno uyah kono lho! (kalau masih kurang asin, cocolin ke garem sana!)
Saya dan Ghoik : *ngikik sambil makan malkist*

Tak lama kemudian, Oda makan piattos. Ghoik berhenti makan malkist, tapi Saya masih lanjut.
Setelah itu kami berangkat tarawih.
Sekian.

Maaf, lagi lagi kalian telah membuang waktu kalian yang berharga untuk baca ini. Selamat.

Rabu, 02 Juli 2014

Obrolan Sahur

Puasa sudah berjalan 4 hari.
Setiap sahur, kami di rumah punya semacam rutinitas baru.
Jadi, Mama saya bangun paling awal. Kalo tiga anaknya susah dibangunin, Mama naruh piring yang udah lengkap isinya (nasi, sayur, lauk) di atas kasur. Kadang dibau-bauin ke hidung kami bertiga. Agak aneh, tapi berguna. Saya dan adek-adek langsung bangun setelahnya.
Kemudian langsung makan.
Tanpa nyalain TV.
Kami lebih suka makan sahur dalam keheningan. Halah.

Setelah makan (dan cuci piring tentunya), kami masuk lagi ke kamar.
Mama sholah tahajud dan wiritan, sedangkan Saya dan Oda-Ghoik ikutan meringkuk di kasur sambil selimutan.
Jangan dicontoh.

Tadi pagi, sambil meringkuk di bawah selimut masing-masing, ada pembicaraan random antara Saya dan adek-adek.

Ghoik : Mbak Kik, kamu kayak pinguin.
Oda : Ha?
Ghoik : Mbak Kik lho, kayak pinguin.
*kemudian ada hening yang panjang*
Oda : Dee iku bukan pinguin, dugong!
*kemudian ada ngakak tertahan yang panjang*
*kemudian ada hening lagi yang tidak terlalu panjang*
Saya : Heh iwak gerih (ikan asin, red), diem kamu!
*kemudian ada ngakak tidak bisa ditahan yang cukup panjang*

Tak berapa lama setelah ngakak, kami ketiduran. Setelah adzan shubuh berkumandang, Mama bangunin Saya dan dua cecunguk lain di kamar yang (sayangnya) bisa disebut juga dengan adek-adek saya untuk sholat shubuh berjamaah.

Kemudian kami tidur lagi.
Kemudian Saya berangkat karena masuk KP.

Cerita ini nggak penting banget, kan? Maaf ya buang-buang waktu kalian buat baca postingan macam ini...HAHAHA

Senin, 30 Juni 2014

Nggak Usah Judul, Ya? Iya.

Ada beberapa hal.
Ada beberapa hal yang sangat ingin saya ucapkan.
Ada beberapa hal yang sangat ingin saya ucapkan berulang ulang.

Ada beberapa hal yang sangat ingin saya ucapkan berulang-ulang karena selalu berputar di kepala.

Masalahnya,
Saya nggak mungkin mengucapkan beberapa hal itu berulang-ulang.

Nanti yang dengar bosan.
Nanti yang baca bosan.

Tapi kalo di sini boleh kali ya..kan blog sendiri :p


source

Sorry. Hahaha.

Selasa, 24 Juni 2014

Bersyukur Nik, Bersyukur

Manusia memang makhluk yang paling nggak bisa puas deh.
Salah satu bukti yang paling nyata adalah saya.

Udah untung bisa makan kenyang tiap hari, masih pengen jajan sana sini.
Udah untung dapet nilai segitu, masih ngerasa kurang.
Udah untung punya pacar satu, masih pengen nambah lagi.
Oke yang dicoret itu bercanda. HAHA. *hus* *kemudian dikeplak*

Dan masih banyak 'udah untung bla bla bla' yang diikuti 'masih bla bla bla' lainnya.

Astaghfirullah.

Nggak ilok, Nik.
Bersyukur sana, lho.

Senin, 23 Juni 2014

Sendirian

Jadi...Hari Sabtu kemarin ceritanya saya lupa kalo itu Hari Sabtu.
Ada pengarahan bentar soal KP, saya cus ke GM karena sudah janjian sama Alga.

Kemudian Alga SMS, dia berangkat habis maghrib sekalian katanya.
Maka jadilah saya nunggu dia di GM. Sendirian.
Saya tengok kanan kiri, semuanya gak ada yang sendiri. Sama keluarga, sama temen se-geng, sama pacar, dan dandanannya pada keren-keren.
Terus saya ingat kalo hari itu Hari Sabtu. Malam Minggu.

Saya menatap diri sendiri di cermin terdekat.

Baju saya nggembel dan sendirian...

...bodo amat. HAHAHA.

Saya melangkah ke salah satu gerai untuk beli sushi kepiting kesukaan saya, dan beli minuman peach yakult. Huwenak.
Saya makan di foodcourt sambil mainan hape terus sholat.
Kemudian Alga datang dan kami mulai kalap sama diskonan. Ujung-ujungnya dia doang yang beli, saya nggak beli apa-apa karena duitnya masih mau dipake nyervis laptop :')

Ternyata jalan-jalan sendirian mayan enak.
Pantesan beberapa teman saya suka jalan sendirian.
Ya emang sih, nggak enak soalnya nggak ada yang bisa diajak ngobrol (dan ngomentarin sesuatu)
Ya emang sih, lebih enak kalo ada temennya.
Tapi sekali-sekali boleh lah...

Sekali-sekali aja... :p

Jumat, 20 Juni 2014

Karaoke

Well, sebelum semua ini semakin jauh, saya terlebih dahulu mau ngaku sesuatu. Suara saya nggak enak. Sama sekali. Nggak ada merdu-merdunya dan nggak pernah pas nada.

Itulah kenapa saya nyaris nggak pernah karaokean. Pertama kali karaokean adalah waktu diajakin Papa. Itu pun saya awalnya ogah-ogahan.
Setelah itu, saya nggak pernah menginjakkan kaki ke tempat karaokean lagi. Sampai beberapa hari yang lalu.
Sehari sebelum Kerja Praktek (KP).

Adek saya ngajakin karaokean dan saya akhirnya mau.
Karena ditraktir.
Sekalian hura-hura sebelum KP, pikir saya.

Ternyata pilihan saya nggak salah. Karaokean emang bisa ngelepas stress banget.
Saya nggak peduli suara saya enak atau enggak, pas nada atau enggak. Pokoknya nyanyi aja bareng-bareng kedua adek dan sepupu saya.

Rasanya plong.

Yah, mayan lah.

Sekarang saya lagi di kantor tempat saya KP. Pusying. Bosen.

Pengen karaokean lagi :))

Maria

"Kamu kan pernah sendiri 20 tahun. Kamu pasti bisa melampauinya. Aku yakin kamu bisa *lebai*"

(Mbele, 2014).

Kalimat paling bijak yang pernah ia sampaikan selama saya kenal Maria.
Thank you, Mar! :')

Rabu, 04 Juni 2014

Travelling

Travelling.
Dibacanya bagus.

Banyak orang suka travelling.
Sayangnya, saya bukan termasuk orang-orang semacam itu.

Saya nggak suka packing.
Saya gampang kangen rumah (walaupun cuma pergi sehari).
Dan yang paling bikin susah, saya susah pup di tempat asing.

Intinya, jiwa petualang saya rendah. Iya, saya anaknya nggak seru, guys :')

Saya lebih suka di rumah aja kalau ada waktu luang.

Saya nggak terlalu suka travelling.
Tapi beda lagi sih ceritanya kalo travellingnya bareng kamu.
Iya, kamu...


:))

Minggu, 18 Mei 2014

Harusnya Sih Begini, Harusnya...



Harusnya sih begini...
Age is just a number. Or a word lah.
Number artinya angka.
Word artinya kata.
'Angka' sama 'kata' bukan sinonimnya 'masalah' kan? Jadi gak ada masalah kan, ya? Iya.

MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI.
Pertanyaannya adalah...
Coba hitung berapa banyak jumlah huruf 'H' dan 'I' pada 'MIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHIHI' di atas?

Penipuan Publik Tapi Bagus

Apa pendapat kalian soal gambar di atas?

Inilah pendapat adek saya : "Kok kon keayuen ngono?"
Jleb.

Jadi...itu gambarnya orang. Orangnya rembes dan gondes. Untung gambarnya bagus.
Dia pernah janji mau gambar saya gitu. Dulu. Bahkan saya aja lupa pernah dijanjiin.
Terus...ya gitu. Dia bisa nemu waktu yang pas banget buat nepatin janji.
Pas banget waktunya. Pas banget. Sekali lagi, ya biar kalian mangkel. PAS BANGET WAKTUNYAAAA.

Sebenernya gambar yang dia kasih bukan cuma ini. Ada tiga. Ini yang pertama.

Terus yang kedua...bagus bangeeeet. Terlalu bagus. Lagi lagi saya-nya terlalu cantik di gambar, haha. Begitu liat gambar kedua ini, dengan bego air mata saya keluar. Bukan, bukan karena saya-nya terlalu cantik di gambar. Tapi maksud gambarnya itu lho...dalam sekali :') (Sayang sekali saya nggak bisa nunjukin ke kalian jadi silakan nebak sendiri gambarnya kayak gimana :p)

Kira kira sedalam samudra gitu lah. Enaknya samudra hindia atau samudra pasifik?
Oke. Abaikan.

Yang ketiga...juga sama bagusnya. Kali ini saya nggak bisa komen saya-nya terlalu cantik di gambar atau enggak. Soalnya gambarnya tampak belakang gitu haha.
(Lagi lagi sayang sekali saya nggak bisa nunjukin ke kalian jadi silakan nebak sendiri gambarnya kayak gimana :p)

Buat yang gambar, kalo udah baca postingan ini, gambarin aku lagi doooooong :)) *ngelunjak*

Special Pake Telur

“Apakah kamu pernah punya perasaan padaku?” Kalimat itu sontak membuat wajah Si Wanita mengeras. Suasanya yang tadinya hangat dan penuh tawa berubah menjadi dingin dan sunyi.
Si Wanita mengajukan sebuah pertanyaan sebagai jawaban, “Tidak ada urusannya denganmu, kan?”
“Tentu saja ada. Bukankah perasaan yang kita bicarakan ini tentang aku?” Pria di sampingnya berusaha mempertahankan argumen.
Wanita itu mendengus hingga udara terhembus ke blus merah jambu yang dikenakannya. Nada bicara pria itu, sangat khas dan sangat dikenalnya. Keras kepala. “Tentu saja tidak ada hubungannya. Bukankah perasaan yang kita bicarakan ini perasaanku?”

Keduanya terdiam.

Si Pria sepertinya ingin mengeluarkan kalimat lagi untuk membantah Si Wanita, tapi ditahannya.
Dengan anak-anak rambut yang menjuntai keluar dari ikatan rambutnya, Si Wanita tersenyum. “Lagipula, untuk apa kamu tahu? Bukankah perasaanmu sudah jelas tertuju padanya? Maka perasaanku padamu sama sekali tidak ada artinya, bukan?”
Ia membuka pintu dengan jari jemarinya yang tidak lentik. “Nah. Karena obrolan ini menjadi semakin tidak penting, lebih baik aku pulang saja. Sampai jumpa lagi, ya. Terima kasih.”
Setelah wanita itu menutup pintu, Si Pria menatap dua cangkir kosong di hadapannya.

Ia termenung.

Ia memikirkan dialog yang baru saja terjadi.


“Kamu salah. Justru diantara semua obrolan kita, ini yang paling penting,” gumamnya, kepada tempat duduk kosong di hadapannya.


---------------------------------------------------------------------------------------------


Ini spesial buat Nadh yang minta lanjutan cerita ini pas ketemu di kumpul-kumpul bareng Matrix.
Buat yang belum tau, cerita ini tokohnya sama kayak yang di sini

Anw, somehow setiap habis main sama anak-anak Matrix, hati saya rasanya gembira. Kayak ada pipis yang ngalir di dalemnya gitu. Anget.
HAHAHA jayus, ya? Maaf.
Intinya saya happy lah ini. Makasih, guys! :')

Kamis, 03 April 2014

Sudah Jam Segini

Sudah jam segini
Saya masih belum bisa tidur

Sudah jam segini
Saya masih menghadap laptop, tapi belum nyentuh tugas sama sekali

Sudah jam segini
Saya masih belum bisa berhenti lapar

Sudah jam segini
TV masih saya nyalain, walau nggak ditonton

Sudah jam segini
HP saya masih nyolok ke charger dan belum penuh juga

Sudah jam segini
Saya masih nunggu sesuatu dari seseorang

Sudah jam segini
Saya masih ngarang enaknya mau nulis apa lagi ya

Sudah jam segini...
Saya masih mikirin kamu aja...


#eaaaaa #UjungUjungnyaBegini #JamJamRawan :p

Subhanallah

Banyak hal yang bisa membuat saya bahagia. Terutama karena saya orangnya gampang bahagia. Gampang senang. Gampang girang. Gampangan lah intinya. Mudah-mudahan aja nggak gampang disepik sih #eh #oke #abaikan

Salah satu perasaan paling membahagiakan di dunia ini adalah...ketika hal-hal remeh yang kita lakukan, ternyata nggak seremeh yang kita kira. Mbulet ya?
Jadi gini, ada adek kelas saya. Angkatan 2013. Tiba-tiba dia mention saya di twitter dan sms juga, bilang kalo naksir sama blog ini. Iya, blog mbambung yang sedang kamu baca ini.

Entah kesurupan demit dari mana, adek kelas ini (sebut saja namanya Inas, karena namanya memang Inas) kemudian menyebutkan alasan di balik naksirnya. Kemudian saya pun merasa hati saya bahagia dan diliputi haru. Halah. Ya pokoknya seneng banget lah. Pujian bagaimanapun bentuknya selalu memabukkan.

Eniwei, saya geli sendiri pas nulis kata ‘memabukkan’.

Akhirnya kami sok-sokan bikin kesepakatan (atau taruhan?) yang awal mulanya bisa kalian simak di blog Inas di sini.

By the way, begitu membaca postingan Inas yang berjudul motivasi itu, saya agak heran juga sih. Sebelum heran, tentunya saya terlebih dahulu ber-kyaa-kyaa kagirangan. Dalam hati tentunya, karena pas baca, waktu menunjukkan lewat tengah malam. Waktu yang tepat untuk memikirkan kamu.

Oke kembali ke bahasan.

Bagaimana bisa blog yang mblendes (karena pemiliknya juga mblendes) begini bisa menjadi motivasi seorang anak cantik dan keren seperti Inas? *brb minta bayaran ke Inas* *Ini postingan berbayar*

Kembali lagi ke hipotesis awal, saya rasa Inas telah kesurupan. Mungkin salah satu demit di entah semak belukar mana di sekitar jurusan sudah merasuki jiwanya, menggerogoti kewarasannya, dan melenyapkan akal sehatnya.

Lagi lagi, saya geli sendiri pas nulis kata “merasuki’, ‘menggerogoti’, dan ‘melenyapkan’.

Yaudah lah ya. Mungkin pemikiran Inas sengaja Dibelokkan supaya saya makin rajin ngepost tulisan di blog. Mengutip kalimat di blog Inas, motivasi memang bisa datang dari mana saja. Bukan cuma datang dari bapak berkepala licin yang ‘super sekali’ itu.

Untuk menutup postingan ini, saya mau promosiin Inas aja deh. Jadi buat kalian pembaca blog saya yang memenuhi kriteria pria beriman, mapan, dan tampan, monggo dilihat Inasnya mas...Jomblo berkualitas, mas...kalau nggak suka ya masnya bisa sama saya aja, mas...

*dicekek Inas* *pake serenteng boyki*

Rabu, 02 April 2014

Blak Blakan :')

Siang ini panas sekali. Saya habis jalan menyeberangi hutan belantara di ITS untuk mengurus sesuatu dan saya harus bersyukur karena nggak tersesat atau ditelan anaconda. Lebai? Memang.

Sesampainya di jurusan, saya ngadem di kelas dan membuka twitter. Kemudian ada sesuatu yang cukup mengganggu di timeline twitter saya.
Ada satu orang (bahkan lebih) yang sepertinya sedang kesal sama orang lain entah siapa. Entah siapa itu saya juga nggak tahu, dan...nggak kepengen tau juga.
Dalam tweet-tweetnya, mungkin orang yang mengganggu timeline saya itu mungkin berusaha menyindir siapapun yang membuat dia (atau mereka) kecewa. Atau kesal. Atau marah. Apalah itu terserah.

Oh well, capek nggak sih baca tweet macam itu? :')

Kalau kecewa, kesal, atau marah sama orang lain, bukankah lebih enak kalau kita langsung ngomongin langsung ke yang bersangkutan aja?

Niscaya akan lebih tepat sasaran.

Lagian gini deh, selain bikin follower capek, tweet nyindir no mention begini belum tentu nyampe ke tujuan kan? Bisa aja orang yang pengen disindir lagi nggak buka twitter, lagi nggak langganan, atau bahkan udah nggak aktif twitter lagi :')

Kalau ada masalah baiknya langsung diomongin aja. Menurut saya sih begitu. Memang susah, terutama karena kita menganut budaya sungkan (yang kadang bisa sangat menyusahkan).
Susah tapi bisa kok. Saya sudah mencoba beberapa kali. Emang kadang jadi nggak enak, tapi kalo udah selesai, rasanya legaaa.
Plooooong kayak perasaan habis pup setelah nahan lama. *abaikan kalimat terakhir*

Kadang kita memang perlu blak-blakan. Etapi ya dikontrol juga sih blak-blakannya. Hehe.

Ya...gitu deh.
Mudan-mudahan orang yang nyindir orang di timeline saya tadi membaca postingan ini.

*ealah* *ujung-ujungnya nyindir juga*

Ngomong tok kon Nik, Nik...

:')

Senin, 24 Maret 2014

Diary Banget

Saya ini orangnya nggak bisa multitasking.
Kalau ngerjain sesuatu harus bener-bener fokus, baru bisa selesai. Kalo nggak gitu, tetep bisa selesai sih... Cuma bakalan lama banget.
Jadi ceritanya, di tengah semua kehebohan semester 6, ada hal yang bikin kedistrak banget. Ganggu konsentrasi banget. Tapi menghibur banget.
Lalu apa yang harus saya lakukan? Hm. Tauk ah dipikir nanti aja.

Selamat menjalani hari-hari kalian ya, guys! \o/

Minggu, 16 Maret 2014

Spesial

Saya tahu saya spesial.
Saya tahu saya memiliki kelebihan sendiri yang berbeda dari orang lain.
Kadang-kadang yang sangat jarang, saya juga merasa cantik.
Kadang-kadang yang sangat jarang juga, saya merasa senyum saya lumayan bagus.

Tapi kalo ada orang lain yang bilang gitu...
Yah, rasanya senang juga.
Rasanya kupu-kupu sekampung yang tinggal di perut ini joget oplosan barengan.

Bayangkan.

Ada yang orang yang bilang saya punya kelebihan.
Katanya saya cantik.
Katanya senyum saya bagus.
Yang paling parah...
Dia bilang saya spesial.

*brb melayang ke perumahan sebelah*

:">

Senin, 27 Januari 2014

Menafsirkan Kebelet Pipis

Post ini sangat nggak penting. Kecuali kamu sangat nganggur, mending lewatin aja. Nggak usah dibaca :))

Jadi gini, belakangan ini saya agak susah menafsirkan apakah saya kebelet pipis atau enggak. Sebenernya gampang aja sih, tinggal duduk di wc, kalo pipis ya berati kebelet. Kalo enggak yaudah. Semudah itu. Tapi...saya males. Mager buat ke kamar mandi dan seterusnya. Hahaha.

Sebenarnya poin utamanya bukan kebelet pipisnya sih. Saya mendadak kepikiran, kalau menafsirkan rasa kebelet pipis aja bingung...
Apalagi menafsirkan perasaan saya ke kamu?

#ealah #pret
Nik, leren, Nik...

Oke. Postingan ini bisa diabaikan. Sekian dan sampai jumpa.

Sabtu, 25 Januari 2014

Two Voices, One Song

It's so rare to find a friend like you
Somehow when you're around the sky is always blue
The way we talk
The things you say
The way you make it all ok
And how you know
All of my jokes
But you laugh anyway...
If I could wish for one thing
I take the smile that you bring
Wherever you go in this world I'll come along
Together we dream the same dream
Forever I'm here for you, you're here for me
Two voices, one song
And anywhere you are you know I'll be around
And when you call my name I'll listen for the sound
If I could wish for one thing
I take the smile that you bring
Wherever you go in this world I'll come along
Together we dream the same dream
Forever I'm here for you, you're here for me
If I could wish for one thing
I take the smile that you bring
With you by my side I can go on
Now I have all that I need
And the sweetest sound will always be


Lagu Barbie and The Diamond Castle. Bagus. Banget.
Sebenernya bukan buat 'friend' sih, tapi...ah sudahlah.

Adek Kakak (Ini Adek Kakak Dalam Arti Sebenarnya, Bukan Adek-Adekan Atau Kakak-Kakakan)

Mungkin kamu sudah tau siapa Ghoik. Mungkin juga belum. Kalau belum tau, Ghoik adalah adek saya yang kecil. Sekarang kelas 1 SMP. Pengen lebih kenal sama Ghoik? Mungkin pas baca beberapa hal di bawah ini kamu bisa nilai sendiri sifatnya kayak gimana, hehehe.

Ini saya nemu tulisan Ghoik di sticky notes laptop saya yang kemudian saya pindahin ke word. *brb ngikik sambil terharu*

hai mbak kuwil! ;)
ini aku poki, mbak kuwil lg apa? oiya kemarin aku kan ulang tahun, mbak ki mau kado aku apa??? kalo ngadonya telat jg gpp yg penting ngado ya! hehehe.... tp kalo mbak ki g punya uang gpp g usah ngado. mbak oda jg gt kalo g punya uang g usah ngado gpp.
mbak ki aku takut tikus... :( aku trauma sm tikus... km msh inget toh waktu aku diinjek tikus? aku jijik liat tikus. tp lho wil tikus kalo di kartun2 kok lucu ya? tp kalo di dunia nyata kok nggilani. hiiiiiii..... pasti kalo kita blg papa kalo disini ada tikus, pasti papa langsung jijik terus marah2! hahaha..... :D
oiya mbak ki, nanti aku boboknya sm mbak ki ya! mbak ki ngerjain tugasnya jangan lama2, nanti kalo ada tikus tiba2 nyamperin mbak ki gmn?? km g takut kah?? aku jd nggak tenang boboknya...... :( :( udah dulu ya mbak ki! nanti kapan2 tak kirimin cerita lg oke! ;) bye bye!!

dari : poki
buat : mbak kiki
NB: kalo bs disimpan tulisan ini simpen ya mbak ki.



Kalau yang ini, adalah Broadcast Message yang dikirim Ghoik buat saya.

Dampak bagi yang suka begadang, AWAS KANKER HATI MOHON KAMU BACA SAMPAI SELESAI!!!
Penyebab utama kerusakan hati adalah tidur terlalu malam dan bangun terlalu siang. Begadang dan bangun terlalu siang mengacaukan metabolisme tubuh. ... dst.

Begitu mendapat kiriman broadcast message dari Ghoik yang isinya di atas itu (saya ambil bagian yang penting saja soalnya BMnya panjang banget), inilah percakapan yang terjadi...
Saya : He, ngapain kamu kirim ginian ke aku?
Ghoik : Sengaja, soalnya kamu lak kalo ngerjain tugas sampe malem-malem
Saya : ...hiii makasih puk! :')

Fyi, "Puk" adalah salah satu panggilan saya buat dia.

Ya antara lucu sama rodok terharu sih. Punya adek ternyata suatu hal yang patut disyukuri juga, meskipun suka bikin kesel tapi gimana ya, kalo nggak ada mereka pasti nggak asik. Terus nggak ada yang bisa disuruh-suruh. Nggak ada yang bisa diomelin. Nggak ada yang disuruh bikinin indomi.
Eniwei, adek saya ada dua udah pada tau, kan? Mungkin kapan-kapan bakal saya ceritain tentang adek saya yang besar, Oda. Tunggu aja ya. ;)

Wahai para kakak yang membaca postingan ini, ayo kita manfaatkan sayangi adek-adek kita!

Minggu, 05 Januari 2014

INI MINGGU DEADLINE DAN KAMU MALAH NGEPOST BEGINIAN, NIK???

“Hai. Maaf aku terlambat. Minggu ini aku sibuk sekali.” Setengah tergesa, seorang wanita menarik kursi lalu menghempaskan diri di atas busa empuknya.
Pria yang sudah menunggu satu jam itu mendecakkan lidah. “Kebiasaan. Kamu pikir aku tidak sibuk?”
Si wanita meringis dengan kikuk. Ia merasa sedikit bersalah juga sebenarnya karena membiarkan sahabatnya menunggu cukup lama.
“Baiklah, aku salah. Malam ini aku yang bayar deh,” bujuk wanita itu sembari meneliti daftar menu. Melihat wajah Si Pria mendadak diliputi senyum, ia ganti mendecakkan lidah. “Dasar gampangan.”
Si Pria tertawa. “Senang karena ditraktir itu bukan berarti gampangan ya,” Tawanya berubah menjadi kekehan putus-putus.
“Gampangan,” ulang Si Wanita sambil menjulurkan kepala dari balik buku menu. Tak lama kemudian ia merasakan segumpal tisu mendarat di kepalanya. Tak lain itu lagi ulah Si Pria yang masih terkekeh-kekeh. Setelah memutar bola mata di hadapan Si Pria, ia menyebutkan pesanannya kepada waiter. Masih dengan gumpalan tisu di puncak kepalanya.
“Jika ada sebutan gampangan, maka kau ini adalah lawan katanya,” Si Pria memungut tisu yang tadi ia lemparkan sendiri.
“Apa maksudmu?”
“Aku cuma heran, well, kamu betah banget sendiri,” kata Si Pria sambil memainkan tisu di tangannya.
Di bawah tatapan pria yang duduk di depannya, Si Wanita menukas, “Bagaimana kalau dibalik?”
“Kamu heran mengapa aku betah banget berdua?”
“Yap.”
Kekehan Si Pria terdengar lagi. Lalu menular. Si Wanita ikut terkekeh.
Setelah kekehan mereka habis, Si Pria menukas, “sebenarnya, walaupun tidak cantik, senyummu itu cukup manis, lho. Masa sih tidak ada pria yang mendekatimu?”
Si Wanita tersedak. Tentu saja karena salah tingkah. Itu tadi...pujian, bukan?
Pandangan mata Si Pria semakin menyelidik. Si Wanita, karena semakin salah tingkah, mengalihkannya dengan mendelik. “Nggak usah ngejek, deh.”
“Hei, aku serius. Gini deh, aku punya beberapa teman yang single, kalau kamu mau aku bisa mengenalkanmu pada mereka. High quality, lho,” tawar Si Pria dengan baik hati.
Si Wanita hanya tertawa. “Tidak, terimakasih. Kurasa aku akan bertemu jodohku jika waktunya tiba,” tukasnya mantap.
Si Pria mendesah tidak sabar. “Ya Tuhan, pemikiranmu. Sangat kamu. Apakah ini soal wanita harus menunggu dan sebagainya?”
“Yap.” Angguk si wanita.
“Dasar primitif.”
Seolah kehabisan kata-kata, wanita itu melepas kuncir ekor kudanya. “Terserah kamu lah mau bilang apa,”lanjutnya cuek.
“Ini 2013, males banget sih. Usaha dikit kek,” ujar Si Pria pantang menyerah.
Mendengar sahabatnya, ia hanya mengedikkan bahu sebagai tanggapan. Digelungnya rambut hingga membentuk cepolan rapi di puncak kepala, menyisakan beberapa helai anak rambut di tengkuk dan dekat telinganya.
Pria yang menyampirkan jaket di sandaran kursinya itu mendecakkan lidah. Sahabatnya memang keras kepala. Dan primitif. Sejujurnya, ia agak heran juga mengapa ia mau bersahabat dengan wanita itu.
-bersambung-

Nah, gimana?
Percayalah bahwa cerita ini fiktif belaka. Tidak mengandung unsur-unsur curhat penulis atau apapun. Serius.
Ini belum selesai. Pengennya sih dilanjutin tapi masih males. Doakan aja ceritanya bisa selesai dan hasilnya bagus. Amiin.

Kemudian terdengar suara aneh dari dalam kepala saya, katanya, "INI MINGGU DEADLINE DAN KAMU MALAH NGEPOST BEGINIAN, NIK???"
*cengengesan* *brb nugas lagi*