Minggu, 05 Januari 2014

INI MINGGU DEADLINE DAN KAMU MALAH NGEPOST BEGINIAN, NIK???

“Hai. Maaf aku terlambat. Minggu ini aku sibuk sekali.” Setengah tergesa, seorang wanita menarik kursi lalu menghempaskan diri di atas busa empuknya.
Pria yang sudah menunggu satu jam itu mendecakkan lidah. “Kebiasaan. Kamu pikir aku tidak sibuk?”
Si wanita meringis dengan kikuk. Ia merasa sedikit bersalah juga sebenarnya karena membiarkan sahabatnya menunggu cukup lama.
“Baiklah, aku salah. Malam ini aku yang bayar deh,” bujuk wanita itu sembari meneliti daftar menu. Melihat wajah Si Pria mendadak diliputi senyum, ia ganti mendecakkan lidah. “Dasar gampangan.”
Si Pria tertawa. “Senang karena ditraktir itu bukan berarti gampangan ya,” Tawanya berubah menjadi kekehan putus-putus.
“Gampangan,” ulang Si Wanita sambil menjulurkan kepala dari balik buku menu. Tak lama kemudian ia merasakan segumpal tisu mendarat di kepalanya. Tak lain itu lagi ulah Si Pria yang masih terkekeh-kekeh. Setelah memutar bola mata di hadapan Si Pria, ia menyebutkan pesanannya kepada waiter. Masih dengan gumpalan tisu di puncak kepalanya.
“Jika ada sebutan gampangan, maka kau ini adalah lawan katanya,” Si Pria memungut tisu yang tadi ia lemparkan sendiri.
“Apa maksudmu?”
“Aku cuma heran, well, kamu betah banget sendiri,” kata Si Pria sambil memainkan tisu di tangannya.
Di bawah tatapan pria yang duduk di depannya, Si Wanita menukas, “Bagaimana kalau dibalik?”
“Kamu heran mengapa aku betah banget berdua?”
“Yap.”
Kekehan Si Pria terdengar lagi. Lalu menular. Si Wanita ikut terkekeh.
Setelah kekehan mereka habis, Si Pria menukas, “sebenarnya, walaupun tidak cantik, senyummu itu cukup manis, lho. Masa sih tidak ada pria yang mendekatimu?”
Si Wanita tersedak. Tentu saja karena salah tingkah. Itu tadi...pujian, bukan?
Pandangan mata Si Pria semakin menyelidik. Si Wanita, karena semakin salah tingkah, mengalihkannya dengan mendelik. “Nggak usah ngejek, deh.”
“Hei, aku serius. Gini deh, aku punya beberapa teman yang single, kalau kamu mau aku bisa mengenalkanmu pada mereka. High quality, lho,” tawar Si Pria dengan baik hati.
Si Wanita hanya tertawa. “Tidak, terimakasih. Kurasa aku akan bertemu jodohku jika waktunya tiba,” tukasnya mantap.
Si Pria mendesah tidak sabar. “Ya Tuhan, pemikiranmu. Sangat kamu. Apakah ini soal wanita harus menunggu dan sebagainya?”
“Yap.” Angguk si wanita.
“Dasar primitif.”
Seolah kehabisan kata-kata, wanita itu melepas kuncir ekor kudanya. “Terserah kamu lah mau bilang apa,”lanjutnya cuek.
“Ini 2013, males banget sih. Usaha dikit kek,” ujar Si Pria pantang menyerah.
Mendengar sahabatnya, ia hanya mengedikkan bahu sebagai tanggapan. Digelungnya rambut hingga membentuk cepolan rapi di puncak kepala, menyisakan beberapa helai anak rambut di tengkuk dan dekat telinganya.
Pria yang menyampirkan jaket di sandaran kursinya itu mendecakkan lidah. Sahabatnya memang keras kepala. Dan primitif. Sejujurnya, ia agak heran juga mengapa ia mau bersahabat dengan wanita itu.
-bersambung-

Nah, gimana?
Percayalah bahwa cerita ini fiktif belaka. Tidak mengandung unsur-unsur curhat penulis atau apapun. Serius.
Ini belum selesai. Pengennya sih dilanjutin tapi masih males. Doakan aja ceritanya bisa selesai dan hasilnya bagus. Amiin.

Kemudian terdengar suara aneh dari dalam kepala saya, katanya, "INI MINGGU DEADLINE DAN KAMU MALAH NGEPOST BEGINIAN, NIK???"
*cengengesan* *brb nugas lagi*

3 komentar:

laras mengatakan...

lanjutin nikiiii.. wkwkw.. penasaran terusannya :D

any riaya mengatakan...

aku masih bingung cari nama buat tokohnya nih. nama cowok-cewek yang keren apa ya ras? :'

Afrizal_General mengatakan...

Huehehe. Keren mbech. Lanjutkan..