Sabtu, 01 Desember 2012

Pilihan

"Laranja mulai menghitung kancing bajunya. Bolos, masuk, bolos, masuk. Menurutnya, dalam hidup ini terlalu banyak hal yang harus dipilih. Betapapun sulit dan ia menghindar, berbagai pilihan tetap menuntut hak untuk dipilih. Mungkin karena hidup sendiri adalah sebuah pilihan. Laranja seringkali malas berpikir terlalu keras untuk menentukan pilihan sehingga cara sederhana yang mudah dilakukan hanya satu, menghitung kancing. Toh apapun yang kita pilih sudah memegang nasib sendiri, jadi ia tak perlu khawatir akan salah pilih."


niatnya pengen ngelanjutin. doakan cepat selesai! :D

Jumat, 30 November 2012

Seringkali

Seringkali saya berharap omongan-omongan yang keluar dari lidah saya nggak terlontar begitu saja. Seringkali juga saya berharap bisa menelan lagi deretan kata yang saya ucapkan.
Seringkali saya menyesal ketika sudah mengucapkan sesuatu. Seringkali juga saya kepikiran apa dampak yang bakal muncul setelahnya.
Seringkali saya berharap omongan-omongan saya bisa menolak terlontar kalo akan berdampak negatif buat orang lain. Seringkali juga saya ingin menampar mulut sendiri kalo udah keceplosan.

Seringkali, saya meyakinkan diri sendiri buat nggak terlalu mikirin pendapat orang soal apa yang saya katakan. Tapi sayangnya, seringkali saya gagal.


"Meyakinkan diri sendiri aja gagal, gimana meyakinkan orang lain?"
*tutup muka pake pusheen*

Untuk Nikita

Berbicara tentang keutamaan shalat Tahajud, Rasulullah SAW pada suatu hari pernah bersabda : “Barang siapa mengerjakan shalat Tahajud dengan sebaik-baiknya, dan dengan tata tertib yang rapi, maka Allah SWT akan memberikan 9 macam kemuliaan : 5 macam di dunia dan 4 macam di akhirat”.

Adapun lima keutamaan di dunia itu adalah :
1. Akan dipelihara oleh Allah SWT dari segala macam bencana.
2. Tanda ketaatannya akan tampak kelihatan dimukanya.
3. Akan dicintai para hamba Allah yang shaleh dan dicintai oleh semua manusia.
4. Lidahnya akan mampu mengucapkan kata-kata yang mengandung hikmah.
5. Akan dijadikan orang bijaksana, yakni diberi pemahaman dalam agama.

Sedangkan yang empat keutamaan di akhirat, yaitu :
1. Wajahnya berseri ketika bangkit dari kubur di Hari Pembalasan nanti.
2. Akan mendapat keringanan ketika di hisab.
3. Ketika menyeberangi jembatan Shirathal Mustaqim, bisa melakukannya dengan sangat cepat, seperti halilintar yang menyambar.
4. Catatan amalnya diberikan ditangan kanan.

source : here

Nik, baca itu nik...

Rabu, 28 November 2012

Seniman dan Sandal Jepit

A : "Emang nggak papa mas kalo pake sandal jepit?"
B : "Alah, nggak papa..."
A : "Sapa tau harus pakaian rapi bersepatu baru boleh masuk"
C : "Cuek, kita kan seniman, ya gak?"
B : "Iyo."
A : *mbatin* "Hubungannya make sandal jepit sama seniman apa ya?" *naikin alis*

Menurut saya, menempatkan diri itu SANGAT penting. Jangan mentang-mentang tergabung di komunitas pecinta seni terus jadi ogah rapi dong, ya. Bukannya ngesok atau gimana, tapi berpenampilan rapi kan juga salah satu bentuk menghargai orang. Toh rapi juga nggak harus make dasi terus kemeja dikancing sampe leher kayak pegawai kantoran juga kan. At least pake sepatu lah, jangan sandal jepit. Nggak sopan banget. Prasangka orang sapa yang tau, bisa aja yang liat malah jadi bingung, ini anak mau ikutan lomba apa mau nyikat WC sih. Waduh.
Oiya satu lagi, memberikan cap "seniman" ke diri sendiri itu bukan berarti harus anti kemapanan, kan?

Pembicaraan di atas merupakan pengalaman pribadi. Dengan mudah kalian bisa menentukan saya adalah tokoh yang mana. :))

Selasa, 27 November 2012

Mimpi

Ketika pikirannya sumpek seperti ini, Laranja hanya punya satu tempat untuk kabur. Tidur dan kemudian bermimpi adalah pelarian Laranja dari rutinitasnya di dunia nyata. Dalam mimpi, tidak akan ada yang memberinya segunung tugas dengan deadline yang mencekik. Dalam mimpi pula Laranja tidak perlu bingung mengejar dosen untuk asistensi berlembar-lembar tugas yang harus direvisi berulang kali.
Mimpinya terkadang indah dan menyenangkan. Pernah ia bermimpi menjadi seorang model yang cantik, tinggi, dan langsing. Berlenggak lenggok anggun di atas catwalk dengan luwes. Ketika terbangun, ia mencoba berjalan dengan gaya yang sama seperti mimpinya. Sayang sekali, bahkan dirinya sendiri mengakui betapa buruk cara kakinya melangkah. Lebih mirip bebek yang menahan buang air ketimbang model yang memeragakan pakaian-pakaian berkelas karya desainer terkenal.
Pernah juga ia bermimpi menjadi penjual martabak. Walau hanya menggunakan gerobak sederhana, pembeli yang antre banyak sekali. Seingatnya waktu itu, antrean pembeli martabaknya sepanjang jalan tol. Berbaris rapi memanjang ke belakang. Laranja, dengan beberapa bulir keringat karena panas penggorengan, mulai mengolah adonan martabak. Dengan gaya spektakuler yang menjadi hiburan gratis bagi para pembeli, Laranja melebarkan adonan dengan memutarnya di udara. Puluhan pembeli bertepuk tangan dengan kagum. Kepercayaan diri Laranja meningkat, makin bersemangat ia memutar adonannya dan... adonan yang telah melebar itu terlepas dari jari-jarinya hingga berakhir di kepalanya. Lekat dengan rambut Laranja. Apa yang terjadi setelah itu Laranja tidak pernah tahu karena ia sudah terbangun.
Berbagai mimpi itu, meskipun ada pula mimpi seram seperti tersesat di hutan lebat yang gelap gulita dan dihadang harimau lapar atau terlambat mengembalikan buku di perpustakaan selama dua tahun sampai-sampai ia harus dipanjara karena tidak sanggup membayar dendanya, menurutnya jauh lebih menarik ketimbang dunia nyata yang membosankan dan dipenuhi rutinitas belaka. Lagipula, mimpi itu hanya bertahan selama satu malam kan, ia tidak perlu bertanggungjawab atas apapun yang ia lakukan. Tidak seperti di dunia nyata di mana segala sesuatunya berkelanjutan dan saling berkaitan. Laranja sering sekali berharap ia bisa mengatur sendiri mimpi yang muncul saat ia tidur. Tentunya bakal menyenangkan bila mimpi bisa direncanakan. Tapi di sisi lain ia lebih sering berharap dirinya tidak terlalu banyak berharap. Berharap memberinya harapan, dan harapan yang tak kunjung datang itu melelahkan.


Yang diatas itu saya colong sedikit dari tulisan yang rencananya mau dikirim lomba gitu. Tapi saking banyaknya tugas, keburu lewat deadline.
Lain kali harus lebih disiplin!

Kamis, 22 November 2012

Sotoy Tingkat Asia Tenggara

Buat yang belum yau, saya punya dua orang adek. Yang besar SMA Kelas 3, namanya Oda. Satu lagi namanya Ghoik, kelas 6 SD.

Kali ini saya mau nyeritain soal Ghoik, yang kadar sotoy-nya sampai tingkat asia tenggara.

Kejadian Pertama

Seorang ibu dan dua anaknya sedang makan jagung rebus...
Ghoik : Haduh! Jagungnya puanas kentang-kentang ya!
Oda : Panas kentang-kentang itu istilah buat panas matahari, Nggo .___.

Kejadian Kedua

Seorang ibu memasukkan mobil ke garasi rumah, anak tertua dan anak bungsunya iseng ikut masuk ke dalem mobil.
Saya : Sini! Cubit! *mau nyubit Ghoik*
Ghoik : Nggak mau! *turun dari mobil*
Mama : *turun dari mobil lanjut nutup pager*
Ghoik : *celingukan nunggu saya kok nggak turun-turun*
Saya : *cekikikan di dalem mobil ngintip Ghoik yang nyari saya*
Mama : *ngunci pintu mobil*
Saya : *panik* Ma! Buka Ma! D: *ketok-ketok jendela mobil*
Mama : Kamu ngapain baru turun?
Saya : *melas* Mau ngerjain Ghoik...
Mama : Kasian deh, mau ngerjain malah terkerjain sendiri *ngguyu*
Ghoik : *ngakak* Kapok, itu namanya Jeruk Makan Jeruk!!! *pede*

Enggak ngerti lagi deh sama Ghoik :))

Selasa, 23 Oktober 2012

Mood Status : Senggol Kaplok

Ketika saya bilang senggol kaplok, artinya saya bener-bener mangkel. Sedikit aja kamu bikin salah, (bahkan kalaupun kamu nggak salah tapi saya jadi sebel)saya akan ngaplok kamu. Bukan ngaplok secara harfiah. Saya ngaplok kamu dalam hati. Kekuatan batin lebih kuat lho daripada kekuatan fisik. Jangan deket-deket. Saya lagi PMS.

Jumat, 19 Oktober 2012

Tugas Kelompok

Tugas jurusan saya, hampir semuanya adalah tugas kelompok. Yang namanya tugas kelompok, pasti dikerjain sama-sama dong. Jumlah member tiap kelompok beda tergantung berat atau enggaknya tugas yang dikasih. Nah, masalahnya adalah, dalam satu kelompok itu belum tentu kita cocok semua kan. Belum tentu semuanya bisa nyaman kalo kerja bareng satu sama lain. Belum tentu semuanya kerja. Saya sering banget kuatir kalo dapet temen kelompok yang saya kurang nyaman. Tapi sebenernya, yang paling bikin saya kuatir adalah, kalo temen kelompok saya enggak nyaman sama saya. Rasanya nggak ilok kalo saya bilang ada temen yang gabut, sementara saya sendiri kerjanya enggak bener. SIfat manusia ya, gajah di pelupuk mata selaluuu nggak kelihatan. Padahal gajah di depan mata saya ini guembrot tapi saya malah ngeliatin bakteri di dasar samudra -_-

Selasa, 16 Oktober 2012

Yang Paling Menyebalkan

Yang paling menyebalkan dari semua ini adalah, ketika kamu bahkan sudah pecah sebelum jatuh. Sedih sekali.

Rabu, 10 Oktober 2012

Kelinci dan Kura-Kura

Kamu boleh saja lari-larian di depanku. Kamu juga boleh gowes naik sepeda atau naik motor atau ngebut naik mobil sekalipun. Kamu bebas melambai-lambai di depanku. Terserah mau melambai dengan satu atau dua tangan. Melambai dengan kakimu yang ada dua itu juga tidak masalah. Kamu berhak tertawa sampai berguling-guling melihat kelambatanku. Mau sampai gigimu ompong sampai hebohnya tertawa juga aku tidak akan protes. Sampai perutmu kempes saking sakitnya akibat tertawa, sampai matamu terpejam-pejam, sampai gusi-gusi dan karang gigimu tampak semua. Boleh. Seberapapun aku mengejar, aku akan kalah. Makanya aku tidak pernah mengejar. Segiat apapun aku menjadi cepat juga percuma, kamu tetap jauh lebih tangkas. Makanya aku konsisten berlambat-lambat. Aku jalan dengan santai sambil menoleh ke kanan dan kiri, siapa tahu banyak pohon cemara. Kadang-kadang aku merangkak bahkan merayap. Bukan apa-apa, supaya lebih dekat dengan alam saja. Pernah dengar tidak istilah "Alon-Alon Asal Kelakon"? Ya. Biar lambat asal selamat. Kalimat itu sakti lho, sama saktinya dengan "Witing Tresna Jalaran Saka Kulina". Aku cuma bisa menunggu. Siapa tahu ada saatnya kamu lelah dan ketiduran di bawah pohon. Nah, saat itulah aku akan merebut gelar pemenang. Saat itulah kamu akan kalah. Hti-hati ya.

Kata Orang

Yang dikatakan orang lain itu nggak selalu benar. Apa yang orang bilang baik, belum tentu baik. Apa yang orang bilang jelek, juga belum tentu jelek. Kadang beberapa yang orang bilang bikin kamu senang. Kadang beberapa yang orang bilang bikin hatimu bimbang. Omongan orang perlu didengar, sekalipun tidak semuanya benar. Omongan orang perlu disaring, terutama kalau melambungkan terlalu sering. Penting atau tidak penting. Benar atau tidak benar. Membahagiakan atau tidak membahagiakan. Orang akan selalu berkata-kata. Orang akan tetap berbicara. Sekalipun kamu tidak mau dengar. Sekalipun kamu menulikan telinga. Maka, mau tidak mau kamu harus tetap menguping. Kuping tidak bisa disimpan, sedangkan omongan orang tidak bisa ditahan. Mau tidak mau omongan orang akan menyusupi kupingmu. Jadi. Intinya. Dengarkan saja, Jangan dipikir terlalu dalam. Jangan dirasa terlalu suram. Dengarkan saja. Mendengar. Lalu diam.

Rabu, 12 September 2012

Sesuatu

Kadang kadang kamu memang butuh sesuatu yang bisa bikin semangat. Semacam motivasi gitu. Sesuatu yang setiap kamu ingat, kamu merasa semuanya bakalan baik-baik saja. Sesuatu yang bisa bikin kamu mau lari lagi meskipun sudah jatuh sampe lututmu luka berdarah darah nggak karuan.

Kadang kadang, sesuatu yang sama bisa membuat kamu nyaman di kasur sebelum tidur. Sesuatu yang bikin kamu bangun dengan bahagia karena kemunculannya di mimpi.

Dan yang paling penting, kamu selalu butuh sesuatu yang bisa memunculkan inspirasi. Yang bisa memaksa otakmu berpikir dan nggak bundel kayak benang yang ruwet tanpa ketauan ujungnya.

Halo sesuatu, di mana sih sebenernya kamu? Maksud saya, kamu-nya aku, gitu (ʃ⌣ƪ)

Selasa, 11 September 2012

Buat Yang Kenal Orange dan Biru

Setelah sekian lama nggak menyentuh cerita Orange-Biru, saya mencoba membuat versi lain keunyuan mereka.
Saya pengen bikin yang lebih panjang. Bukan sekedar potongan-potongan surat, atau cerpen kayak yang dulu dulu. Sayangnya, saya menemui jalan buntu. Bukan, bukan nggak ada ide. Ide sih banyak, banget malah. Dan justru karena saking banyaknya ide inilah saya makin bingung.
Idenya muncul sepotong sepotong gitu. Mana datengnya nggak bisa diprediksi kan. Menyatukannya itu loh yang bikin rempong.

Dear orange dan Biru, sabar ya, kisah kalian sedang digodok :3
Mudah-mudahan nggodoknya bisa pas, nggak kecepetan yang bikin masih mentah, atau kelamaan yang bikin kepala saya ikutan panas.
Dear Abu, smell ya later. Kamu bakal ikutan muncul kok :3

Senin, 10 September 2012

Bagaimana Menurut Pendapatmu?

Ketika sedang meringkas jawaban soal matkul Kewarganegaraan, tiba-tiba di buku panduannya ada satu kalimat yang menarik perhatian.

"Dengan dibentuknya PPKI oleh Jepang, apakah kemerdekaan Indonesia merupakan pemberian pemerintah Jepang? Bagaimana menurut pendapatmu?"

Sebenernya saya pengen banget jawab pertanyaan itu. Sungguh. Hanya saja, buku itu punya temen saya jaman kelas 3 SMA. Berarti pertanyaannya buat anak usia segitu kan? Apa hak saya buat menjawab? Kan saya sudah bukan anak SMA...

Minggu, 02 September 2012

Pasukan Armada

Saya suka armada. Bukan apa2, tapi musiknya kerasa klop sama suaranya si penyanyi. Dan somehow, setiap denger lagu2nya armada, saya ngerasa happy. Tanpa alasan yang jelas. The power of suaranya rizal!!!! *lebay*

Belakangan ada isu yang bilang armada nyontek lagunya orang lain-yang-saya-juga-nggak-tau. Ada yang bahas juga kalo beberapa video klipnya mirip sama punya orang lain-yang-saya-juga-nggak-tau-lagi.

Saya nggak suka sih sama contek-mencontek karya atau plagiarisme gini. Cuma, saya tetep nggak bisa nggak happy kalo dengerin lagu2 mereka.

Dear mas2 armada, bikin lagu yang enak lagi ya. Bikin yang ndak bisa dibilang lagu hasil nyontek lagi mas. Buktikan pada dunia mas. Demi saya lho, mas. Saya punya cd original kalian mas, meskipun dapet hadiah dari restoran ayam cepat saji. Saya fans yang menguntungkan kalian secara finansial kan, mas? Saya nggak beli bajakan mas, tapi punya yang original! Bayangkan!
Saya lebih milih nge-review kalian lho mas, ketimbang band-band luar negri. Cepetan bikin lagu baru yang bisa menggebrak industri musik internasional ya mas! Saya mendukung kalian!
*dikaplok armada*

Sabtu, 01 September 2012

Pup

Kali ini, saya pengen bahas tentang menahan pup. Nahan pup adalah kegiatan sakral yang harus kita telaah lebih lanjut. Kondisi di mana kamu pengen banget mengeluarkan ampas sisa pencernaan tubuhmu, hanya saja kloset yang 'pas' nggak selalu bisa ditemukan.

Beberapa orang gampang saja mengeluarkan pup mereka di toilet umum, nggak peduli bersih seperti di mall atau jorok seperti di terminal bus.
Beberapa ada yang seberapapun kebeletnya, pup mereka nggak akan keluar sebelum nongkrong di kloset yg 'pas', yaitu di rumah sendiri.
Beberapa beruntung, karena menemukan toilet umum yang nyaman sehingga 'terasa seperti di rumah'.

Bagaimana dengan saya? Saya belum kebelet pup, hanya saja pengen nongkrong di atas kloset. Sambil baca bukunya Jacqueline Wilson. Percayalah, itu nikmat sekali.

Ngomong-ngomong, kamu ngerasa nggak kalo yang baru saja kamu baca ini sebenernya adalah sebuah analogi?

Senin, 30 Juli 2012

Untuk Kamu

Aku tidak tahu harus menulis apa untuk kalimat pembuka. Karena hai atau halo saja terasa ganjil. Kita sudah saling mengenal dan kita bukan teman lama yang kebetulan bertemu. Jadi, yah, kita lewati saja bagian ini.

Aku menulis karena tidak bisa mengatakannya langsung di depanmu. Aku memang banyak bicara, tapi di saat saat penting, seringkali lidahku menolak bekerjasama. Seperti waktu itu, ketika gelombang-gelombang mendatangimu. Tidak besar, tapi memualkan. Kamu terus menerus bicara, tentang betapa 'ruwet'nya dia. Betapa kamu sudah lelah.

Aku tidak tahu harus bagaimana. Aku tahu bagaimana rasanya menjadi kamu, hanya saja aku bukan kamu. Aku ingin mengatakan sekalimat, atau dua, yang bisa membuatmu sedikit terhibur. Hanya saja selalu gagal. Ujungnya aku hanya bisa menutup mulut rapat-rapat. Sesekali mengangguk. Inginnya memeluk, tapi mana mungkin.

Aku yakin kamu tahu alasan aku hanya diam. Ucapanku tidak perlu, yang penting adalah indra pendengaranku menangkap setiap huruf yang mengalir darimu. Kedua telingaku. Seandainya ada sepuluh telinga, maka kesepuluh-sepuluhnya akan berfungsi penuh untuh keluh kesah milikmu.

Aku tidak bisa memberi nasehat, karena aku belum pernah tahu rasanya jadi kamu. Aku cuma bisa mendengar. Dan sesekali mengangguk.

Aku harap itu membantu.

Rabu, 25 Juli 2012

QOTD

"Seindah apapun huruf terukir, dapatkah ia bermakna apabila tak ada jeda? Dapatkah ia dimengerti jika tak ada spasi?

Bukankah kita baru bisa bergerak jika ada jarak? Dan saling menyayang bila ada ruang? Kasih sayang akan membawa dua orang semakin berdekatan, tapi ia tak ingin mencekik, jadi ulurlah tali itu."
Spasi, dalam Filosofi Kopi oleh Dee.

Memang ya, segala sesuatu yang keterlaluan itu nggak baik.

Senin, 23 Juli 2012

Tokoh

Tersebutlah sebentuk manusia. Ia duduk di bangku penonton. Ia berada di tengah2. Ia ingin duduk di bangku terdepan, sebenarnya. Ia ingin melihat panggung sandiwara dengan jelas, terang dan tak terhalang.
Apa daya ia hanya punya tiket untuk duduk di tempatnya saat ini. Tiket terdepan harganya mahal, ia tidak sanggup. Melebihi kemampuannya.
Kemudian ia melihat ada celah antara bangku terdepan. Ia segera maju. Ia hendak mengambil tempat. Untunglah ternyata ada satu tempat tersisa. Hanya saja kotor, namun tak terhirau olehnya.
Ia selalu menonton sandiwara dengan antusiasme yg tinggi. Ia berusaha mengikuti jalan cerita bahkan berusaha mendalami setiap karakter dari tokoh-tokohnya.
Hingga suatu hari, sebuah keinginan terbit dari sudut hatinya. Ia tak lagi ingin menjadi penonton. Ia tak mau dianggap sekedar. Ia ingin, lebih dari apapun, Ia ingin berada di atas panggung. Bayangkan, Ia ingin dilihat dari perspektif yang sama sekali berbeda. Keinginan yang terlalu muluk. Tak ada yang menghiraukannya. Bahkan tidak mencela. Harusnya Ia menyadari, takdirnya adalah menjadi penonton, bukan ditonton.
Karena iba, aku menjadikannya tokoh dalam tulisan ini. Ia mungkin sekedar penonton, tapi setidaknya kalian jadi mengenalnya kan?

Selasa, 19 Juni 2012

Sayangnya Nggak Bisa

Seandainya bisa milih yang lain, saya pasti nggak akan milih yang itu. Sayangnya, saya nggak ada pilihan lain. Kasian amat *cabut rumput depan rumah* *berasa tukang kebun*

Rabu, 13 Juni 2012

Mengeluh Dengan Bijak

Mengeluh itu manusiawi. Ketika mengalami kesusahan atau masalah pasti ada dorongan buat cerita dan ngeluh. Entah ngeluhnya disimpen sendiri, ditulis, atau diceritain ke orang lain.
Tapiiii yang jadi masalah adalah, sebenernya ketika ngeluh yang kita dapet cuma rasa lega. Masalah yang kita keluhkan nggak akan berkurang sedikitpun, karena ketika ngeluh ke orang lain, kemungkinan muncul solusi yang efektif itu mungkin hanya sekitar 10%.
Masalah yang makin besar adalah ketika kita bikin orang lain yang denger (atau baca, kalo kita ngeluh di social media) keluhan kita jadi ikutan sumpek. Duh.
Saya adalah salah satu orang yang suka mengeluh. Dan karena kebiasaan, jadi ngeremnya agak susah. Saya lagi berusaha mengurangi sih, tapi kalo bener-bener harus ngeluh (terutama di social media seperti twitter), biasanya saya bakal mengemas keluhan itu dengan cara yang beda. Mengeluh versi jayus. Setidaknya meskipun jayus, nggak to the point ngeluh gitu kan #ngeles
Karena ceritanya saya sekarang udah mahasiswa, paling sering bikin buntu ya masalah kuliah. Otomatis kebutuhan ngeluh soal kuliah ini meningkat. Yang paling saya coba pahami tiap mau ngeluh soal kuliah adalah, yang namanya mahasiswa pasti menderita dong. Tugas, ujian, semua jurusan pasti ngalamin lah. Bukan berarti kalo jurusan baru atau yang kurang diminati itu tugasnya enggak banyak. Bukan berarti jurusan lain ujiannya nggak susah dan bikin frustasi. Bukan berarti jurusan lain nggak menanggung beban moral ke masyarakat kalo sekarang kuliahnya asal-asalan. Bukan berarti ada jurusan yang menganggap ketiduran itu bukan dosa besar. Tiap jurusan punya tantangan dan kesulitan sendiri sih.
Semoga kita semua bisa lebih bijak dalam mengeluh. Mumpung masih mahasiswa, kita nikmati saja penderitaan yang ada *pake iket kepala*. Cheers. Hidup mahasiswa.

Jahiliyah

Barusan iseng googling nama sendiri. Berasa narsis banget gitu ya. Biarin, lagi buntu nugas nih soalnya. Nah nggak sengaja nyambung ke postingan blog ini beberapa tahun silam. Astaga, keliatan banget labilnya ._.

Tell me, sampe sekarang saya masih labil nggak sih? Udah mau kepala dua masih labil masaaaa -_-

Selasa, 12 Juni 2012

QOTD

"Ketika aku mencoba melupakan, dia akan kembali. Ketika aku mencoba mengingatnya, dia akan menghilang. Sehingga aku berusaha mengingat bahwa ia sudah tidak ada"

Secara nggak sengaja nonton The Moon That Embrace The Sun tadi siang dan salah satu tokohnya bilang begitu. Masih belum apal nama sama mukanya nih. Nggak sabar libur semester terus nonton dari awal sampe akhir :3

Pathetic

A : makanya cari cowok dong
B : cari, lu pikir gampang -,-
A : nggak gampang emang, tapi butuh perjuangan
B : cewek itu gak bisa jalan duluan tau
A : yaelah hari ini cewek gak bisa jalan duluan, kuno banget. Kamu se udah kepala dua
B : busuk banget deh -.-

Yang di atas itu obrolan random saya sama salah satu temen. Saya masih nggak sependapat sama dia. Menurut saya sih, kalo cewek jalan duluan itu kesannya serem. Nggak tau lagi ya, pendapat orang beda beda kan. Mungkin saya terdengar seperti mama mama yang ngasih nasehat primitif soal beginian ya? :))
Ada lagi quote yang bikin ngakak dari temen saya yang lain. Dia bilang, ada guru di SMA kami yang pernah ngasih wejangan begini, "Jadi perempuan itu nggak perlu ayu. Yang penting kemayu." *brb ngakak gulung gulung dari rumah ke pelukan Iqbal Coboy Junior*
Fyi, bisa nggak kalian mbayangin saya dalam versi...kemayu? Tidak. Dalam mimpi pun tidak :))

Kenapa saya ngepost ini? well, belakangan ini saya makin sering dibully soal...yah, nggak perlu dibahas lah ya. Urusan pribadi banget saya soalnya, kalo ada yang mau tau banget yuk mareh ngobrol secara pribadi sama saya langsung. Sapa tau kita cocok dan bisa melangkah ke jenjang yang lebih serius #eh *khusus cowok mapan tampan dan seiman aja sih sebenernya* *mbok pikir sayembara*

Anggap saja kalian tidak pernah membaca postingan maba pathetic ini :))

Kena Banget

Jadi, mungkin telat banget tapi lomba yang saya ikuti, seleksi PEKSIMINAL Jawa Timur, gagal. Sedih banget. Banget. Banget. Tiba-tiba beberapa hari setelahnya baca koran dan ada tulisannya Endang S.S.N., penulis novel Harmoni Cinta di Ujung Senja. Judulnya Memenangkan Kekalahan. Kok ngena banget gitu sama kekalahan yang baru saya dapet. Ini saya ketik ulang biar bisa kita baca bareng bareng,

"Setiap orang pasti mempunyai mimpi. Namun, tidak semua orang berani untuk mengejarnya. Ada yang hanya berani mengangankannya. Ada yang sekadar menuliskannya. Bahkan, tidak jarang yang cukup menggantungkannya di langit. Mimpi memang menjadi hak setiap orang, tetapi layak untuk diperjuangkan.
Sebuah perjalanan pernah mengantarkan aku pada jejak itu. Menulis adalah dunia yang selama ini tidak pernah terbayang akan menjadi sentuhan dalam hidupku. Aku selalu berpendapat bahwa setiap orang diberi kemampuan tersebut. Karena itu, apa istimewanya? Semua berawal dari merebaknya jejaring sosial yang memberikan keleluasaan untuk berekspresi. Nyaris segala yang dilihat, didengar, dan bahkan dirasa dalam hati tertuang dalam status yang mudah dibaca banyak orang. Setiap orangjuga bisa mengunggah catatan dan dibaca yang lain.
Di sinilah semua bermula. Saat ditugaskan di sebuah kecamatan yang cukup jauh dari kota, aku menemui banyak hal. Aku tulis semua itu dalam catatan-catatan online tanpa harapan ada yang membacanya. Hingga suatu hari, seseorang yang tidak aku kenal memberiku kejutan dengan menyuruhku mengikuti salah satu perlombaan menulis.
Keyakinannya akan tulisanku tidak sama dengan keyakinanku. Desakan yang terus menerus meluluhkanku juga. Bagi pemula, menunggu pengumuman menjadi saat yang sangat menegangkan. Aku kirim satu tulisan dengan jeda waktu penentuan hasil penjurian selama satu bulan. Alhasil, tulisanku tidak lolos dan mendapat kritik yang sangat pedas.
Terbayang tidak ketika tulisan pertamamu mendapat cacian beragam? Mulai kualitas karya yang rendah, cita rasa yang tidak bernilai, dan sebagainya. Manusiawi. Aku pun down dan tidak pernah ingin meneruskan langkah ini lagi.
'ketika kamu mendapatkan nilai jelek di sekolah, apakah kamu akan berhenti sekolah atau belajar untuk memperbaiki nilai hingga akhirnya bisa naik kelas?' Pertanyaan tersebut sederhana. Namun di situlah titik balik tersebut. Ketika apa yang kita usahakan memberikan hasil yang tidak diharapkan, terpuruk dan menyerah bukanlah jawabannya. Aku menyalakan semangat, bergerak lagi, dan kembali belajar tanpa kenal kata menyerah. Tidak akan pernah ada yang sia-sia untuk sebuah kerja keras.
Menulis, menulis, menulis. Lupakan pengumuman dan teruslah menulis. Pada satu tahap berikutnya aku sampai pada pemahaman bahwa menulis adalah jiwa, bukan sekadar piala. Kemenangan adalah bonus yang didapat dari kerja keras yang diusahakan. Masihkah meratapi kekalahan menjadi sebuah perkara yang harus dipeluk erat?
Memenangkan kekalahan menjadi salah satu jalan yang akan membuat kita bangkit. Hanya orang-orang yang sanggup belajar dari kegagalannya yang akan mampu menjadi pemenang. Jangan takut untuk gagal. Menangkan kekalahan untuk kemenangan selanjutnya"


Menohok sekali ya. Eniwei setelah baca tulisan itu saya jadi nggak terlalu sedih lagi. Terimakasih ya mbak Endang *sok kenal*. Terimakasih juga buat teman-teman saya yang sudah menghibur : nadhia, reta, dek kim, hela, eba, bibo, semoga kalian makin kece! :)

Kamis, 17 Mei 2012

Peter and Wendy





sweet! <3

source

The Cat's Meow

What's Wrong Wofie, are ya sick
Something in your Throat?
Wait A Minute are you trying to meow?
Ah Fella
I can see it when you're feeling low
You can't hide that from me
You're no status quo calico
So why keep trying to be?
'Cause you're more than that
You're my doggish cat
I wish you could see the you I see
I say
If you bark
Celebrate it
Make your mark
Serenade it
Noah's ark
Shoulda had a cat like you
And if
What you are
Is a strange you
Doesn't mean
You should change you
Only means
You should change your point of view

Hey, feline
You fetch just fine
To thine ownself be true
Your bow wow's
The cat's meow
It's how I know you're you

You don't need the bows
Or tiara
Bid your woes
Sayonara
Trust your nose
'Cause it knows the way to go
When you
Chase your tail
You're enchanting
Spirits sail
When you're panting
When you wail
You're a rover, Romeo

There is not
One hair of you
That I would rearrange
I love you the way you are
And that will never change
That will never change

salah satu lagu di Barbie Princess and The Pauper. Yang nyanyi Si Pauper, Erika. Dia nyanyi buat Wolfie, kucingnya. Meskipun lagunya buat kucing, saya rasa lagu ini berlaku buat manusia juga di kalimat-kalimat tertentu :D

Garis Batas

Mungkin sering banget ya kita denger, "batas antara keberhasilan dan kegagalan itu tipis banget."
Dulu saya kurang percaya. Malah seringkali saya mikir, "alah, ini sih si pembicaranya aja yang pinter ngomong" dan lain sebagainya. Tapi lama-lama, setelah ngalamin sendiri, saya yakin banget kalo batas gagal sama berhasil itu emang tipis. Banget.

Beberapa kali saya hampir saja nggak jadi melakukan sesuatu yang akhirnya menguntungkan. Beberapa kali saya hampir balik dan nyaris batal maju karena mager. Atau takut. Atau ragu. Tapi setelah diputuskan, dengan sedikit maksa diri sendiri, alhamdulillah hasilnya baik.

Kebetulan? Bukan... =))

Kebetulan?

Setelah saya pikir-pikir, rasanya yang disebut kebetulan itu...mungkin tidak ada.

Ketika kamu lagi jalan di mall, berapa peluangnya ketemu sama gebetan yang udah ditaksir sejak SD? Well, katakanlah itu suatu kebetulan. Tapi, ketika kamu lagi jalan di mall yang sama beberapa waktu setelahnya, berapa peluangnya kamu ketemu dia lagi? Terutama kalau lokasinya di cafe yang sama. Tepat saat kamu cerita ke temen-temenmu, tentang pertemuan kalian yang tidak sengaja sebelumnya? Kebetulan?

Ketika kamu lagi jalan ke suatu tempat dan mobilmu sudah nyaris keluar dari tempat parkir, berapa kemungkinannya matamu tidak sengaja menangkap wujud seseorang yang dulu pernah (atau mungkin masih :p) kamu taksir? Oke, mungkin kebetulan. Tapi kalau ban mobilnya kempes dan mama memaksa kamu memberitahunya soal itu? Meskipun akhirnya kamu menolak dan malah mamamu yang terpaksa harus berlari menuju mobilnya demi keselamatan orang itu? Masih kebetulan?

Ketika kamu sedang belanja di supermarket dekat rumah, kemudian kamu melihat seorang teman belanja juga. Kamu tidak menyapa, karena belum kenal dekat. Beberapa hari sebelumnya, kalian naik angkutan yang sama, juga tidak saling sapa. Rupanya sekarang kalian berteman baik dan sering mengobrol bahkan sampai hal yang tidak penting sekalipun. Kebetulan?

Ketika kamu diterima di salah satu perguruan tinggi, berapa kemungkinan orang yang sampai sekarang kamu belum bisa move on darinya juga diterima di tempat yang sama? Padahal kalian sudah cukup lama belajar di kota yang berbeda. Dia memang tidak ikut organisasi yang sama seperti kamu, tapi kalau markas organisasi kalian berdekatan? Kebetulan?

Ketika kamu akhirnya menikah. Berapa peluang bahwa pasanganmu adalah temanmu sejak smp dan sekelas saat SMA? Mungkin kebetulan. Tapi kalau sifatmu benar-benar mirip mertuamu, dan sifat pasanganmu sangat mirip orangtuamu? Kebetulan?

Ketika kamu sedang berkunjung ke kampus temanmu, kamu pergi ke masjid untuk sholat. Kamu asal saja memakai mukena yang ada di tumpukan lalu memakainya. Berapa persen kemungkinan kamu memilih yang bertuliskan “ikatan mahasiswa kota x”, di mana kota x adalah kota asal seseorang yang (mungkin pernah jadi) penting buat kamu? Kebetulan?

Ketika kamu dalam perjalanan menuju suatu tempat, kamu sedang asyik mengobrol dengan salah satu temanmu. Berapa sih peluang kamu melihat kelebatan orang yang kamu taksir waktu SMA (atau sampai sekarang, mungkin?), dan setelah kamu pastikan itu memang dia. Kebetulan?

Ketika kamu di jalan pulang, setelah hari yang panjang dan melelahkan, adakah peluang kamu melihat dia berhenti di pinggir jalan? Mungkin kebetulan, karena tak ada jalan lain untuk dia, juga untuk kamu. Tapi kalau dia membeli sesuatu yang khas dan membuat kamu ingin tertawa geli sampai sekarang? Kebetulan?

Ketika kamu baru saja bilang, “Aku belum pernah ke Bali,” apakah ada kemungkinan kalau beberapa hari kemudian, seorang panitia lomba yang pernah kamu ikuti menelpon. Katanya kamu meraih juara satu. Hadiahnya, ke Bali. Lima hari. Kebetulan?

Ketika kamu sedang kebingungan parah, karena baterai laptopmu bocor. Kamu butuh sekali mencolokkan laptopmu pada sumber listrik, kalau tidak kamu tidak bisa mengerakan tugasmu. Pilihannya hanya stop kontak yang jauh dari teman lain, padahal kalian harus mengerjakannya bersama-sama. Beberapa saat yang membingungkan, seorang teman lain yang baru datang dan tidak tahu apa-apa, dengan santai mengeluarkan kabel olor. Kebetulan?

Ketika masuk sekolah, tentu kamu tidak memikirkan orang lain mau memilih sekolah mana. Kamu berpikir untuk memilih sekolah terbaik, dengan nilai yang kamu punya. SD, atau SMP yang sama, mungkin kebetulan. Tapi kalau sejak TK sampai Perguruan Tinggi? Terutama kalau rumah kalian cukup dekat dan orang tua kalian saling kenal? Apalagi kamu perempuan dan dia laki-laki. Masih kebetulan kah?

Ketika kamu mendaftar suatu les bahasa inggris. Berapa kemungkinannya temen les bahasa inggrismu bisa sekelas lagi sama kamu di les yang lain? Berapa kemungkinannya teman les bahasa inggrismu rumahnya dekat sekali denganmu, bahkan kalian juga beberapa ikut lomba bersama? Berapa kemungkinan teman les bahasa inggris (yang juga pernah kamu taksir ) ) yang juga kakak kelasmu, adalah tutor belajar teman sekelasmu?

Ketika kamu menjalankan ibadah umroh dengan keluargamu. Apakah ada peluang bahwa teman sekolahmu (yang tidak kamu kenal dekat) ikut dalam travel yang sama? Kalian ada di kebun kurma yang sama dalam waktu yang sama? Ternyata kamu dan dia masuk di universitas dan jurusan yang sama sekarang. Ternyata kalian memiliki rute angkot yang sama waktu SMP. Ternyata orangtuanya adalah rekan kerja orangtua sahabatmu. Kebetulan?


Fyi, semua contoh di atas adalah kisah nyata. Beberapa pengalaman teman atau saudara, beberapa pengalaman pribadi bahkan pengalaman orangtua. Saya jadi semakin yakin kalau kebetulan itu tidak ada. Segala sesuatu yang kita anggap kebetulan itu ya...memang harusnya begitu. Apa ya namanya, jodoh? Takdir? Garis nasib? Terserahlah.
Yang pasti asyik, semacam film versi layar superlebar. Iya kan? ))

Selasa, 17 April 2012

Bercanda Nggak Kira-Kira

Bercanda itu boleh, tapi harus tau batasan dan tempat juga. Bercanda yang berlebihan seringkali bikin sakit hati atau sedih atau bete maksimal. Saya paling nggak suka kalo ada yang bercandain masalah fisik atau apapunlah yang sifatnya bawaan lahir dan nggak bisa diubah. Pengalaman pribadi sih, beberapa kali saya ngalamin yang namanya dibercandain keterlaluan.

Pernah ya ada temen yang bilang kalo saya serem. Gara-gara badan saya gede (bongsor), katanya saya kayak preman. Oke lah ya saya emang gak feminin-feminin banget, dibilang kayak preman juga saya terima deh. Masalahnya, kalo badan gede ini apa salah gue? Salah temen-temen gue???
Saya juga sempet bete maksimal, waktu itu saya "mencoba" tampil agak cewek dengan pake tas yang jarang saya pake. Eh malah dibilang kayak ibu-ibu. Saya jawab aja sambil mencoba santai, "iya, aku calon ibu emang, amin" padahal ya, rasanya pengen nonjok muka orang itu aja. Apalagi posisinya lagi pms, bisa bayangin kan -.-
Yang paling parah dan bikin sedih, ada yang bilang saya kayak emak-emak. Terus ditambah ngomong gini ke saya, "kamu pasti susah lakunya ya? Makanya cari yang lebih tua aja." Ya Allah rasanya pengen nangis saat itu juga! Tapi saya berusaha nyantai dan bales bercanda aja, "iya deh aku sekalian cari om om aja hahahaha" miris. Banget.

See? Menyakitkan ya. Tapi yang saya ceritain di atas itu semuanya sebenernya baik-baik sih. Asyik juga diajak ngobrol. Cuma ya itu tadi, nggak tau saya yang terlalu sensitif apa enggak, tapi rasanya bercanda yang kayak gitu kok kurang pantes aja.

Saya nulis kayak gini bukan berarti orang lain harus segan hormat sama saya. Ya nggak segitunya juga, saya suka guyon kok, suer. Tapi bahan bercandaannya ya jangan menyangkut fisik atau hal yang terlalu pribadi lah ya. Contohnya, kalo dibilang tua saya fine-fine aja lo. Soalnya emang di angkatan, saya cenderung tua soalnya tahun lahir saya nanggung. Desember 1992, kalo anak lain kan kebanyakan 1993 atau 1994. Meskipun sebel tapi gak bikin mangkel sih, kalo guyon model gitu.

Sempet saya semacam kesel kenapa fisik saya harus kayak gini, bongsor dan nggak imut kayak cewek kebanyakan. Tapi habis itu saya mikir, dosa banget saya. Kok beraninya nggak bersyukur. Padahal saya Diciptakan sempurna, sehat lahir batin. Jadi nggak puas sama diri sendiri, bercandaan yang kelewatan juga berdampak seseram ini lho, jadi kita harus lebih ati-ati lagi ya :3 #macakbijak

Sebenernya post ini lebih ke introspeksi diri sendiri sih, soalnya saya orangnya suka bercanda. Mungkin kadang bercanda saya keterlaluan. Mungkin, beberapa orang yang saya bercandain juga sempat (atau bahkan masih) sakit hati. Saya minta maaf yang sebesar besarnya, saya nggak mau ada orang yang mangkel sama guyonan saya. Mulai sekarang semoga saya bisa ngontrol bercandaan. Toh bercanda itu seyogyanya buat menghibur, menghilangkan stress, bukan buat menyinggung orang lain. Yuk mareh kita sama-sama bercanda secara sehat mulai sekarang :D

Buat referensi, coba baca blognya temen saya astro, yang cerita soal bercanda nggak kira-kira juga. Cek di reneeolivier.blogspot.com

Rabu, 28 Maret 2012

Hmmm

"Rindu yang tak berbalas itu seperti lubang hitam. Menyedot habis semua senyum, tawa, dan canda yang aku punya. Kita duduk berdekatan, tapi kita sendiri-sendiri.

Sayang, surat ini tak perlu dibalas. Tetapi balaslah rinduku, maka aku akan tetap waras"


copas from here

Sepertinya surat ini bukan cuma nggak perlu dibalas, tapi juga nggak bakal dikirim. Well, galau detected.

Memilih

Saya, Kamu, dan seluruh dunia pasti tahu kalau memilih itu hal yang paling susah tapi (sayangnya) harus dilakukan. Setiap hari kita dihadapkan sama suatu pilihan. Mulai dari yang paling remeh kayak pilihan menu makanan sampe pilihan calon jodoh #eaaa

Hari ini, saya dihadapkan sama dua pilihan yang sulit banget. Jadi, keluarga saya emang sudah rencana mau liburan ke trawas buat ngerayain ulang tahunnya Eyang yang ke 72. Minggu lalu saya bareng mama, oda sama ghoik udah survei dan akhirnya nyewa vila di sana. Mama saya, saking semangatnya sampe bikin susunan panitia plus pengisi acara yang sebenernya ya anak sama keponakannya sendiri.
Saya sebenernya udah ragu sih mau ikutan apa enggak. Soalnya saya lagi ikutan screening pelatihan TD di kampus. Waktu survei vila itu saya udah bilang kalo jadwal TD bakal bentrok sama liburan karena sama-sama weekend ini. Tapi ya nggak ngotot sih, secara kan saya belum tentu lolos gitu.

Makin hari makin deket weekend saya makin galau. Setengah hati saya pengen lolos tes TD, setengahnya lagi pengen nggak lolos aja biar bisa ikutan ke Trawas. Nah lo.
Hasilnya?
ALhamdulillah saya lolos habis tes wawancara. Saya seneng, tapi juga sedih. Saya nggak ngerti harus milih yang mana antara TD full sama ke Trawas. Dan lagi, maksimal izin cuma dua materi. Padahal kalo ikutan ke Trawas, saya terpaksa izin dua hari. Oh, puhlease.

Saya tadi sempat bete juga sih. Mangkel sama keadaan *ciyeh*

Temen kampus bilang ikut TD aja, kesempatan nggak dateng dua kali dan sebagainya. Malah ada yang ngetawain gara-gara alasan saya galau adalah nenek saya ulang tahun. ITU SAMA SEKALI NGGAK LUCU. Eyang saya emang suka ngerayain ulang tahun dan saya bakalan nggak enak banget kalo nggak bisa dateng. Terutama karena mama saya yang paling besar pegang kendali di acara ini dan otomatis saya harus mbantuin. Beberapa sepupu saya yang masih kecil juga belum saya bikinin skenario isi acara. Kalian mungkin ngerasa keluarga saya kok lebai banget, tapi kenyataannya memang kayak gitu. Nenek saya suka pesta -_-
Orang rumah lain lagi, mereka enak aja bilang, "Halah pelatihan apa se, tinggal izin aja lo." Please, saya sudah susah payah bikin cv dan esai dengan niat sampe begadang. Tes wawancara juga niat. Kalo saya gugur, saya harus ngulang tes TD lagi TAHUN DEPAN. Yang paling bikin males, panitia TD tahun depan itu ya temen-temen angkatan saya sendiri. Rasanya aneh lah yaa. Kayaknya mereka selangkah lebih maju aja. Terus saya ngulang tes bareng maba 2012. Sebenernya nggakpapa sih kalo saya emang udah nggak niat dari awal terus bertekad ikut taun depan. Masalahnya saya niatnya ikut taun ini dan belum tentu taun depan nggak males --"

Saya sudah berusaha mikirin enaknya gimana dari tadi. Tapi masih belum ada pencerahan. Saya nggak ngerti harus ngapain lagi. Saya ngantuk, pusing, dan masih lapar. Rasanya pengen banting orang aja. Mana tugas kuliah numpuk.

Astaghfirullah, Ampuni hamba Ya Allah, kayaknya kok ngeluh melulu -,-

Minggu, 25 Maret 2012

Tips Biar Diingat

Minggu lalu, ketika ada tugas kenalan dan ngisi biodata senior, ada yang paling saya inget nih. Salah stau senior saya ini bilang, pada dasarnya kalo kita pengen diinget orang itu caranya ada 3.
Ini dia...

1. Jadi Yang Pertama
Ketika kita jadi 'yang pertama kali melakukan sesuatu' otomatis kita bakalan diinget. Contohnya nih, kita adalah mahasiswa pertama yang bisa selamat setelah terjun bebas dari rooftop perpus. Pasti diinget kan? Memang agak ngawur dan menyesatkan. Tapi at least kamu bakalan diinget sama seantero kampus.

2. Jadi Yang Terbaik
Seandainya terlalu sulit buat jadi yang terbaik, kita tetep bisa diinget kalo kita bisa jadi yang terbaik. Lebih baik dari yang pertama dan yang lainnya. Katakanlah kamu bukan yang pertama terjun dari rooftop perpus, kamu bisa nambahin aksi seru lainnya jadi bisa keliatan lebih oke. Nambahin pake salto di udara kek, mendarat dengan pose kayang kek, apapun.

3. Jadi Yang Berbeda.
Jadi berbeda itu gampang banget. Masalahnya, berbeda itu ada dua tipe, tipe positif sama negatif. Paling gampang sih ya pasti yang negatif yaaa. Cuma efeknya kita sendiri yang nanggung.

Saya sih pengennya jadi beda soalnya selalu jadi yang pertama sekaligus terbaik :))

Nah, kalo kalian pengen diinget dengan cara yang mana? Pilihan ada di tangan masing-masing :3

Obrolan

Suatu hari, seorang ibu dan tiga anaknya lagi jalan di sebuah mall bagian sepatu wanita. Setelah milih sana sini, akhirnya si ibu memilih salah satu model. Sambil nunggu ukuran miliknya diambilkan oleh mbak penjaga, ia bersama ketiga anaknya duduk di bangku yang ada tepat di depan kaca.

Anak pertama : Ma, aku guwemuk banget ya ternyata D:
Ibu : Mama lebih gemuk, ini lho perutnya mama gemuk
Anak pertama : Iya juga ya hahahaha
Ibu : tapi setidaknya mama udah laku. Kalo kamu kan misalnya gemuk gitu pasarannya turun
Anak pertama : hahahahahahahaha -______________-

Beberapa saat kemudian mbak yang membawa sepatu ukuran 39 datang dan si anak pertama mulai berpikir, apakah dia anak kandung ibunya atau bukan ._.

:3

coba liat deh :D

Selasa, 20 Maret 2012

Ketawa

Pada dasarnya kita pasti suka ketawa, iya kan? Saya suka ketawa. Banget. Saya gampang ketawa sih, yang nggak lucu aja bisa saya ketawain. Jeleknya, pas forum serius agak susah juga. Ada orang lain yang menurut saya lucu dikiiiit aja pasti langsung ketawa. At least disamarin jadi senyum. Terus nunduk biar nggak keliatan. Oke, saya memang agak mayak gitu deh buat masalah beginian.
Selain suka ketawa, saya juga suka kalo liat orang lain ketawa. Terutama yang ketawa beneran, bukan ketawa dibuat-buat. Rasanya jadi pengen ikutan ketawa meskipun saya nggak ngerti mereka ngetawain apa.
Tapi tau nggak apa yang paling asyik? Ngeliat kamu ketawa dong, makanya kamu sering-sering ketawa yaaa :3 #gagalgombal #ngikikdibalikkipas

Minggu, 18 Maret 2012

PMS

Rasanya saya dijajah. Ada dua kepribadian yang rebutan mau keluar.
Yang satu bawaannya maraaah terus. DIkit-dikit gondok, bete, kesel. Orang nyenggol dikit ngamuk. Bikin salah dikit, saya omelin. Disuruh eyang sama mama padahal lagi banyak tugas bawaannya pengen cemberut terus. Duh x_x
Habis marah-marah nggak jelas, ada semacam orang lain yang ngambil alih hidup saya. Tiba-tiba nyesel, terus pengen nangis soalnya udah jahat sama orang rumah. Liat muka adek yang barusan saya jadiin objek kemarahan kok kasian banget, liat mama sama eyang yang dari tadi saya kasih muka cemberut paling jelek sedunia nyeselnya beratus kali lipat.
Ujung-ujungnya...nangis. #eaaa #sinetron
Dear PMS, kamu sukses bikin mood saya naik turun lompat lompat kayak kodok naik jetcoaster -_-

Sabtu, 17 Maret 2012

Iya Banget




taken from here

Cita-Cita

A : "cita-citamu apa?"
B : "emmm, nggak tau. Nggak punya cita-cita"
A : "lho, nggak punya motivasi dong"

Saya paling nggak suka kalo ditanya soal cita-cita. TERUTAMA kalo disuruh nulis tentang 'mimpi sepuluh tahun kedepan' dan semacamnya. Tapi sialnya, pas ngerjain tugas pengkaderan ini sering banget ditanya begituan sama senior. Saya nggak suka ditanya gitu karena nggak tau harus jawab apa.
Pernah ada juga yang nanya,

A : "ayo kamu sekarang, nanti pengennya jadi mahasiswa kayak gimana?"
B : "hm?"
A : "pengen fokus di bidang apa?"
B : "nggak tau. aku orangnya nggak pernah mikir panjang jauh ke depan. mikirnya pendek-pendek aja"
A : "waah, mulai sekarang harus dipikirin ya"

Duh, emang merencanakan masa depan segampang itu? Bingung kan, saya belum ada bayangan saya mau fokus ke mana dan ngapain. Sempat mikir sih, nanti pas udah gede pengen punya kerjaan kayak gimana, tapi kan nggak semua orang harus tau.

Apakah salah kalo saya nggak punya harapan yang muluk abis kayak temen yang lain? Waktu percakapan kedua di atas, temen saya ada yang bilang mau ikutan program fast track (yang menjamak S1 sama S2), ada yang bilang pengen jadi motivator, dan harapan keren lainnya. Berasa paling bodo dan pikirannya paling cetek *garuk garuk tanah*

Apakah nggak boleh kalo punya pikiran gini : "saya pengen makan enak dan tidur nyenyak. itu sudah cukup"

Panggil saya manusia tanpa tujuan. Analoginya, kita semua jalan barengan. Yang lain fokus ke impian masing-masing, tapi saya belum tau mau ke mana. Saya keliling dulu, liat-liat hal yang saat itu pengen saya liat. Siapa tau tujuan saya nunggu di suatu tempat, jadi semacam... kejutan? Atau siapa tau tujuan saya ya liat-liat itu sendiri.

Jadi, kalo kolom cita-cita di form tertentu nggak saya isi boleh doooong? Biar sok-sokan misteri gitu deh :))

Jumat, 16 Maret 2012

Whai

Pengen tau nggak kenapa saya suka orange? Meskipun kalian bilang nggak pengen tau, yakinlah bahwa saya lebih pengen kalian tahu.

Beberapa alasan kenapa saya suka sama orange:
1. Saya paling nggak ahli ngupas buah. Terutama yang harus pake pisau, semacam mangga atau melon. Apalagi semangka. Makanya saya sukaaa banget makan jeruk. Alasannya simpel, ngupasnya gampang. Udah gitu, banyak airnya, jadi seger. Dan lagi, buah jeruk itu nggak melulu manis. Jadi enggak bosen makannya.
2. Laluu suatu hari saya beli bolpen warna oranye dan ternyata lucu kalo dipake nulis. Bolpen orange pertama yang saya beli, gilak harganya mahal lho, 15 ribu -_-
5. Nemu tokoh orange-biru. Oiya sebelumnya juga pernah make orange juice buat tokoh cerita. Tokoh lainnya namanya mango syrup, cappucino, vanilla latte, dll.
6. Akhirnya sering smsan sama diri sendiri dg atas nama orange, semacam teman khayalan. Smsan sama orange nih, membantu banget kalo pas lagi buntu. Geje tapi membantu, siapa tau ada yang mau coba :))
7. Bikin blog namanya orange juice. Alhamdulillah, menyenangkan sekali posting di sini. Sampe sekarang masih betah nih, yang baca jangan pada bosen dulu yaa. Meskipun isinya kadang nggak penting, tiap ngepost saya ngetiknya penuh perasaan lho #kedipmemikat

Kamis, 01 Maret 2012

Males

Saya males galau.
Males seneng pas disms.
Males nunggu balesan sms.
Males punya sistem pelacak khusus.
Males melihara kupu-kupu di perut.
Males jelly.
Males bete pas yang dicari nggak ada.
Males ceria pas yang dicari ada.
Males nulis tulisan geje begini.
Males pas nyadar kok inspirasi jadi banyak begini.
Males jadi alay.
Males jadi jayus.
Males ngenes lagi.
Males mikirin yang aneh-aneh.
Kamu baca ini nggak males tah? ._.

Jumat, 03 Februari 2012

Dong Yi

Dulu waktu jaman intensif snmptn, saya ngikuti drama korea yang judulnya Dong Yi. Kebetulan waktu itu papa juga lagi cuti. Jadi otomatis tiap nonton papa ikutan. Eh lama-lama papa lebih antusias ngikutin daripada saya. Malah saya tiap hari ditanyain kapan beli dvd serialnya. Lumayan sih, saya jadi nggak usah keluar duit tapi bisa ikutan nonton. Alasannya papa kalo nunggu yang di TV kelamaan dan gak sabar nungguin iklannya.

Drama korea ini bagus banget lho. Ceritanya tentang anak pemberontak yang akhirnya bisa masuk ke istana, setelah ayah sama kakanya meninggal dibantai kerajaan. Dong yi jadi pelayan di biro musik dari kecil. Tapi gara-gara dia cerdas banget, akhirnya dia naik pangkat jadi dayang dan...akhirnya jadi selir.
Dong yi sama raja emang udah deket sejak dong yi masih jadi pelayan biro musik. Tapi raja nggak mau ngaku kalo dia raja, so swit ya :3

Setting sama propertinya keren banget deh. Baju-bajunya juga uuuuu bikin ngiler. Rok ngembang, tusuk konde, sama apa itu yang ditaruh atas kepala saya nggak tau namanya, dan segalanya. Semuanya bagus. Pemainnya juga pada ganteng cantik gitu. Penokohannya juga pas, soalnya aktingnya sesuai banget, image-nya cocok.

Nah, sekarang Dong Yi ternyata diulang lagi di Indosiar. Berhubung nganggur di rumah selama liburan, saya nonton lagi deh.
Secara udah tau ceritanya, saya jadi merhatiin hal lainnya. Nggak fokus ke cerita kayak waktu nonton pertama kali.

Saya agak heran juga ya sama kebiasaan korea (yang jaman Dong Yi, nggak tau sih masih berlanjut apa enggak). Misalnya, kalo minum teh atau arak di depan orang yang lebih tinggi kastanya, minumnya harus puter kepala ke samping gitu. Mungkin itu maksudnya tindakan hormat.

Terus ya, kalo ada orang yang jabatannya tinggi, semua orang harus hormat ke dia. Nggak peduli meskipun kakak atau ibunya harus tetep manggil, "yang mulia". Agak nggak bisa mbayangin --a

Yang paling bikin sebeeeel, mereka terlalu sopan! Mereka itu Dong Yi sama raja. Padahal udah jadi suami istri, tetep harus duduk jauhan gitu. Waktu Dong Yi dihukum ke pengasingan, mereka gak pelukan atau apa gitu. Ya Ampun! Dong Yi cuma hormat di depan balai agung, dengan sopan. Oke, fine gue geregetan.
Untungnya Yang Mulia nyusul ke pengasingan, buat bilang salam perpisahan yang lebih unyu. Nangis deh saya #eaaa

Ada lagi, tinggi rendahnya kedudukan perempuan di istana itu bisa diliat dari penampilan sehari harinya. Kalo baju sih udah pasti ya, jaman kita sekarang juga gitu :p
Kalo di Dong Yi, yang paling nyolok di mata saya adalah...tusuk kondenya! Tusuk kondenya Dong Yi pas dia masih pelayan, dayang, sama pas jadi selir secara bertahap berubah jadi makin bagus. Kondenya ratu, woh, jauh lebih bagus lagi. Semacam diukir naga gitu. Lucu ya :3

Oiya, kalo ada anggota kerajaan yang meninggal, semua anggota istana sampe rakyat jelata ikutan nangis sambil nyembah-nyembah. Saya nggak tau itu kewajiban biar nggak dihukum, atau mereka beneran sedih. Tapi kalo sedih agak aneh sih, mereka kan nggak semuanya tau muka anggota kerajaan. Dong Yi aja tadinya nggak kenal sama raja, kan?

Saya seneng liat kehidupan istana di drama korea. Tapi saya nggak mau hidup di sana. Plis ya, bisa pusing kalo harus ngiket rambut sekenceng itu (dan somehow rambut mereka selalu rapi, bahkan kalo sakit kepangannya nggak dilepas!). Apalagi harus sopan dan nggak bisa banyak tingkah. Agak sulit ya .___.

Sepertinya saya lebih suka nonton saja.

Ganteng

Saya kebetulan lagi di bengkel motor sekarang. Dan coba tebak, motor saya diservis sama mas yang lumayan ganteng :p
Setelah saya inget-inget lagi, kayaknya servis sebelumnya, motor saya juga dipegang mas ini. Jodoh kali ya? Jodoh motor saya maksudnya. Jangan salah sangka.
Saya jadi agak menyesal karena pake baju asal-asalan. Kan niatnya cuma nyervis gitu loh. Gak taunya barusan si mas manggil, nanya bagian mana aja yang bermasalah dan sebagainya. Ehem.

Eniwei, saya pernah baca status seorang temen. Katanya, "Ganteng itu relatif. Tapi jelek itu mutlak." Oke, saya tau statusnya semacam kejam.
Soal yang jelek itu mutlak, saya gak pengen komen banyak. Haha. Saya mau ngomen yang ganteng itu relatif aja.
Saya setuju banget. Coba liat deh, ganteng menurut saya sama mama pasti beda. Menurut saya dan adek saya juga beda.
Jadi ganteng itu selera ya kayaknya? Kayak makanan gitu. Ada yang suka pedes, ada yang doyan asin, manis, dan lain sebagainya.
Menurut bibo salah satu dosennya itu ganteng, dan dia 'serius' pengen jadi pacarnya. Tapi menurut eba, dokter-siapa-itu-namanya adalah orang yang nggak banget :))

Kalo menurut saya, ganteng itu gimana? Err, agak susah sih jelasinnya. Yang saya bilang ganteng itu biasanya yang 'cowok banget'. Yang tipe-tipe tokoh utama cowok di komik gitu. Bukan yang kayak nobita gitu -_- mungkin lebih ke yang agak galak tapi sebenernya baik. Meskipun mukanya sebenernya standar, tapi yang model begini biasanya keliatan lebih ganteng daripada yang terlalu sweet. That's why saya lebih suka jacob black daripada edward cullen. Jacob lebih macho dan...nggak ngabisin bedak. Lol.

Kalimat "orang itu ganteng" nggak selalu berlanjut sama, "aku naksir dia deh kayaknya" kalo buat saya. Tadinya saya nggak sadar, tapi ada temen yang bilang, "Mbet, kamu kalo ngefans orang emang ganteng-ganteng, tapi kalo orang yang kamu taksir kok agak nganu ya"

Kemudian saya mikir, iya juga ya. Saya penganut pepatah jawa yang isinya, "witing tresna jalaran saka kulina"
Nggak harus ganteng. Yang penting asyik. Hohoho.

Dear mas yang lagi nyervis motor saya, selamat bekerja! *disawat botol oli*

Kamis, 02 Februari 2012

Jam Kembar

Katanya, kalo liat jam kembar itu ada yang kangen. Katanya lagi, angka kembar yang muncul bisa diitung sesuai urutan alfabet.
Jadi 01:01, berati yang kangen sama kita huruf depannya A.
Kadang saya percaya, kadang juga enggak. Pas angka yang saya pengen kebetulan kembar, saya 'meyakinkan' diri bahwa mitos ini bener. Tapi kalo angka yang lain yang muncul, ya udah. Biasa aja.
Sebenernya mitos jam kembar ini agak aneh. Misalnya saya berharap 02:02 ya. Katakanlah saya naksir anak yang huruf depannya B. Kan angka 02:02 ini bukan jaminan dia kangen saya saya -_- dan lagi, emang orang yang huruf depannya B dia doang?
Ketika kebetulan saya liat angka 18:18. Kan ya belum tentu cowok ganteng yang huruf depannya R kangen sama saya kan? Kalopun bener, bisa aja itu papa saya. Secara papa namanya Rakhim dan dia juga ganteng (makanya saya cantik #plak)
Hari ini, saya liat 06:06, 07:07, dan 08:08. Terus? Jadi geer?
Saya cuma jadi penasaran, apakah sebanyak itu orang yang kangen sama saya? #eaaaaa #antiklimaks

Selasa, 31 Januari 2012

Sadar

"Saking sibuknya tumbuh dewasa, kadang kita lupa kalau orang tua juga bertambah tua"

Baca twitnya @yeahmahasiswa. Ngena. Banget.

Senin, 30 Januari 2012

Lihat Profil Picture...

Waktu lagi iseng buka twitter, eh @jombloITS lagi bikin topik yang semacam saya banget *brb ngakak dibalik kipas*
Pas baca ritwitannya para jomblo its lain, tambah ngakak. Nih saya kasih liat...

"@ejils: Kaya jatoh dr lntai 5 perpus RT @JombloITS: Tiba tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... #isisendiri"

"@bamazroe_fahmi: makan makanan basi RT @JombloITS: Tiba tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... #isisendiri"

"@addinio: Ngulang matkul agama RT @JombloITS: Tiba tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... #isisendiri"

Kalo saya?
Oke, ada beberapa jawaban nih. Mau nulis di twitter kok berasa frontal. Makanya saya nulis di sini ajah :p

tiba-tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... Biasa aja.

tiba-tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... Gebetan? Emang gue punya gebetan? *sok bego*

tiba-tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... Ikut bahagia :')

tiba-tiba lihat profil picture gebetan jadi foto berdua tuh rasanya... Jadi pengen cepet-cepet nikah #plaque

#KebohonganPublik #MenipuDiriSendiri

Dear pembaca, maafkan kejayusan saya. Sekian terimakasih.

Minggu, 29 Januari 2012

See You

Hati-hati di jalan. Jangan lupa oleh-olehnya. See You.

Barbie

Beberapa benda yang dinilai bagus (bahkan jika semua orang di dunia sepakat akan standar tertentu), belum tentu bagus kalo dipaksain ke saya atau kamu. Iya kan?
Contoh nih, bulu mata lentik itu bagus. Tapi kalo kita maksain masang bulu mata palsu yg superlentik buat nutupin bulu mata asli kita (yg kurang atau bahkan nggak lentik) pasti jadinya bakal aneh banget. Kulit putih bersih itu bagus. Kulit item mengkilat juga nggak kalah bagus. Tapi kalo yg item diputihin, yang putih diitemin, keliatannya juga jelek.
Intinya : terima apa yang ada, syukuri.
Nggak perlu jadi barbie buat jadi cantik. Plis, barbie itu bahkan nggak nyata.
Saya juga heran deh, sejak kapan sih barbie jadi "ikon cewek cantik"? Apa sejak mattel produksi barbie?
Menyesatkan ya.


Ps : sebenernya saya ngepost ini buat diri sendiri sih o:)

Jumat, 27 Januari 2012

CIB

CIB adalah suatu istilah yang sering banget kita denger. Kepanjangannya adalah Cinta Itu Buta. Oke, mungkin agak-agak ganjil ya kenapa saya nge-post soal ini. Padahal saya sendiri nggak tau cinta itu artinya apa --a

Sebenernya saya terinspirasi dari seseorang yang kebetulan saya add di suatu socnet karena...saya pengen stalking. Fyi, dia ini cewek. Kita sebut saja namanya popi. Saya nggak pake nama samaran bunga karena udah biasa banget, bosen. Nama panjangnya popi bunga bangkai. Mari kita abaikan kejayusan saya barusan.

Tadinya, saya emang nggak suka banget sama si popi. Tapi begitu udah baca status-statusnya, ternyata si popi ini...emang nyebelin. Dan saya jadi makin nggak suka.

Bukannya apa, dia beberapa kali nulis status pake kata2 kasar. Alias misuh. Mengganggu mata dan perasaan.
Terus apa hubungannya sama CIB?
Well, si popi ini kan punya pacar kan. Pasti si pacar tau dong kalo popi sering nulis kata2 nggak ilok itu. Yang saya heran, kenapa coba si pacar ini nggak ilfil?
Apa karena saking cintanya?
Apa karena udah biasa?
Apa karena... Nggak tau deh. Urusannya popi sama pacarnya.

Temen saya juga pernah cerita, ada cewek yang mau-mau aja beliin barang mahal yang diminta cowoknya. Nggak cuma sekali. Merepotkan sekali ya -.-

Saya juga pernah punya temen cowok. Mari kita sebut namanya B. Dia ini dimanja banget sama pacarnya. Tiap keluar buat jalan bareng, semua biaya ngedate ditanggung si cewek. Mulai makan sampe nonton. Wew. Mungkin si cewek anaknya kaya banget. Sampe harus buang duit dengan cara kayak gitu.

Ada juga temen cewek lain, yang mau aja ngerjain tugas pacarnya. Beliin minum kalo cowoknya capek. Bikinin contekan pas cowoknya mau ulangan. Pokoknya patuh banget. Saya sampe heran, cowoknya ini nembaknya gimana ya? Apa pake kalimat, "kamu...mau nggak jadi babuku?" Kemudian si cewek mengangguk malu-malu.

Dunia ini sudah semakin aneh. Saya nggak ngerti.

Kalo saya nggak ngerti, apakah itu salah gue? Salah temen-temen gue?
Saya emang belum pernah punya pacar. Saya belum tau gimana rasanya pacaran. Tapi kata papa saya gini, "kalo pas pacaran itu rasanya semuanya itu indah"

Apakah benar?
Apakah dijadikan babu atau mesin atm itu tetep kerasa indah sampe nggak nyadar?
Apakah cewek yang suka misuh tetep terlihat cantik di mata pacarnya?

Sebagai orang yang matanya "sedang tidak buta", hanya ingin mengingatkan. Sekalian berdoa semoga saya dan teman2 serta kerabat saya nggak perlu mengalami yang namanya CIB ini. Amin.

Kamis, 26 Januari 2012

Finally

Akhirnya nilai Pengantar TIK yang ditunggu dengan tingkat galau maksimal keluar juga. Dan saya nggak lebai kalo galau berhari-hari dan ngecekin integra setiap beberapa menit sekali. Habis kelas lain nilainya udah pada keluar. Tinggal kelas saya.

Untungnya hasilnya lumayan. Alhamdulillah :D

Jadi IP final saya keluar. Mama saya cukup senang. Saya juga.
Alhamdulillah :DD

Sabtu, 21 Januari 2012

Update

Hari ini Hela balik ke bandung :(
Padahal udah bolak balik jalan-jalan bareng buat ngerumpi tapi tetep aja rasanya kurang. Oiya,akhirnya kita jadi ke rumah hantu TP lho. Saya langsung merasa gahol. Soalnya ternyata nggak seserem yang saya bayangin. Cerita versi lebih lengkap bisa diliat di blognya hela aja kali yaaa.
Saya pengen ngepost foto-foto banyak nih, cuma modem lagi rusak. Susah juga kalo lewat hape, ribet. Nantikan yaaa. Saya juga belum cerita soal utlah kemaren nih, tungguin aja ;)

Es Krim Rasa Unyu

Tadinya saya males banget waktu diajakin temen2 sekelas ke zangrandi. Tapi pengen. Tapi males.
Mari kita lompati saja kegalauan saya barusan.
Saya akhirnya memutuskan buat ikut. Karena sudah terlanjur bawa baju ganti. Singkatnya, kami bertujuh sampe di zangrandi. Di meja sebelah ada dua cewek. Salah satunya naikin kaki ke kursi. Saya udah agak mbatin gitu deh, nih anak kayak di warung kopi aja -_-
Kemudian.. Ada satu temen cowoknya dateng. Dan saya kenal sama yang cowok ini. Lambat laun, saya baru sadar kalo si cewek (yg naikin kaki itu) adalah temen sma saya juga (kayak si cowok yg baru dateng). Dan ternyata lagi, cewek lainnya, yang duduk membelakangi saya adalah temen sd saya -_-
Well, dunia memang sempit.
Lalu, ini klimaksnya. Datanglah satu temen mereka lagi. Cowok. Bajunya kuning. Ganteng.
Mampus, tangan langsung gemeter.
Lanjutannya? Nggak ada. Gitu doang. Antiklimaks ya? :))))))
Es krim tutti frutti yang saya pesen mendadak rasanya jadi tawar. Obrolan temen2 saya mendadak jadi susah dipahami. Orang2 yang demo di depan gedung DPR mendadak baca puisi unyu (alih-alih orasi).
Bahagia itu sederhana.
Untung ya saya nggak jadi nggak ikut ke zangrandi *tante-tante laugh* *pake ditutup kipas*

Setipe

Oke, sebelum memulai tulisan ini, saya cuma mau menegaskan bahwa yg saya tulis di bawah ini adalah pemikiran yang tiba-tiba melintas. Peringatan : tulisan ini tidak bermaksud menyinggung siapapun :))

Jadiiii, akhir-akhir ini kayaknya makin banyak gitu ya orang yang punya passion di bidang yang sama. Saya nggak ngerti apa ini cuma kebetulan, atau ada beberapa oknum yang ikut-ikutan. Soalnya, dari hasil stalking twitter dan blogwalking, ditemukan adanya kemiripan passion beberapa orang di bio yang dicantumkan.
Contoh typical passion hasil diskusi saya eba ila dan bibo : hujan, kopi, paris, jazz, fashion, design, travelling, fotografi.
Mereka (passion2nya) memang keren. Dan saya nggak menyalahkan siapapun yg punya passion ke situ. Toh passion nggak bisa dipaksain kan.
Cuma saya heran aja kok bisa ya, kesukaan itu jadi semacam...seragam belakangan ini?
Apakah ada kesepakatan untuk menentukan passion bersama?
Saya cuma ngerasa heran aja sih. Kalo ada yang passionnya seperti tersebut di atas, bisa tolong bantu jelasin nggak?

Waktu TK

Masa kanak-kanak itu emang lucu banget kalo diinget ya :3
Nggak perlu galau masalah ujian, nilai, apalagi IP. Paling pol ya galau pas mau naik panggung buat lomba nari, paduan suara, karnaval.
Ngomong-ngomong soal TK, saya jadi inget beberapa temen saya di TK. Mereka lucu-lucu, baik lagi.
Pernah kan, saya duduk satu meja bertiga sama dua temen cowok. Namanya ario sama kikit kalo nggak salah. Saya disuruh pindah duduk sama mereka soalnya kenapa ya saya juga agak lupa. Kalo nggak rame ya berantem sama temen sebangku sebelumnya --v
Nah, jadi satu meja itu kan kecil. Kadang, kalo nulis atau nggambar nggak cukup buat bertiga. Akhirnya kikit ini ngalah, bukunya disangga pake tangan baru dia nulis. Kayak posisi melukis.
Tiap meja keliatan nggak cukup kikit pasti bilang, "aku tak melukis aja" *brb ngakak*
Terus pernah juga pas ada acara semacam darmawisata. Kita udah rencana duduk bareng di bis. Eh ternyata sama bu guru udah diatur duduk sesuai absen. Yaelah, mana minta pindah juga tetep nggak boleh. Sedih deh :))
Unyu ya. Saya nggak tau kabarnya mereka sekarang gimana. Sebenernya kita satu sd juga sih, terus nggak tau mereka lanjut ke mana pas udah lulus.
Random banget sih, tapi pengen deh nostalgia ke TK saya dulu. TK Islam Mutiara, tinggal ngesot dari rumah juga bisa. Tapi mau ngapain , ntar dikira mau jemput anak kan ya gimana -____-