Rabu, 26 Mei 2010

Kuali Pelangi

Saat hujan bertemu matahari
Kurasa hangat yang sejuk
Lengkung pelangi di langit
Tersenyum manis diselimuti awan
Aku menyeret trampolin
Terengah-engah harus kuraih
Aku harus mencapai lengkungan
Indah si pelangi
Supaya bisa kuraup koin dalam kualinya
Tak perlu ribuan koin emas
Sekeping perak kecil pun aku sudah puas
Karena itu artinya, aku istimewa
Karena itu bukti, aku pernah mencapai pelangi
Jembatan aneka warna itu memanggilku
Mengajakku menghampirinya
Aku melompat lagi
Di atas trampolinku
Aku sudah tak sabar meniti lengkungannya
Lalu berseluncur, menuju kuali
Sedikit lagi
Sekelumit lagi
Yes!
Aku berhasil
Aku sudah menyentuhnya
Aku memanjat puncak pelangi
Hati hati
Pelan, perlahan
Licin, aku tergelincir
Aku bangkit lagi
Naik lagi
Sampai tiba di puncak
Bulir keringat tak kuhirau
Hatiku senang tak terkira
Wajahku merah
Berbinar bahagia
Sekarang saatnya
Aku siap meluncur
Bukannya teriak
Alih alih jerit, siulan yang keluar
Aku sudah melihatnya, kuali impianku, di ujung sana
Sekejap lagi jariku menyentuhnya
Aku mengintip ke dalam
Mataku membulat
Mulutku membentok huruf O bundar yang besar
Kualinya kosong
Melompong
Harapanku pupus
Aku terlambat
Sudah ada yang lebih dulu
Aku kalah pada waktu
Tangis membanjiriku
Air memenuhi mataku
Jatuh satu satu
Aku kalah
Aku pecundang
Aku termenung. Lama
Lalu terhenyak
Kemudian sadar
Pelangi tak cuma satu
Dimana hujan turun bersama cerah matahari, pelangiku akan selalu hadir
Di mana ada pelangi, di situ ada kuali
Pelan pelan aku turun
Meniti lembut tangga awan
Rambutku tertiup semilir angin
Hai, trampolin, sapaku
Ayo cari pelangi lagi
Kita berjuang dapatkan kuali
Trampolinku tersenyum gembira
Pelangi perlahan memudar
Namun semangatku makin berpendar

Saya Tidak Bodoh

Saya tidak bodoh
Saya hanya tidak pintar di pelajaran IPA
Saya cuma hidup di jaman yang salah, dimana tidak pintar fisika dan matematika dianggap tolol
Otak saya tidak kososng
Otak saya hanya cukup melompong
Untuk diisi lamunan di siang bolong

Rabu, 12 Mei 2010

Sembunyi

Aku sembunyi
Aku selalu sembunyi
Karena aku tak mau dilihat
Aku malas terlihat
Aku sembunyi di balik bintang tak berkedip
Sembunyi di belakang semak kering penuh ulat
Sembunyi lagi di dalam keropos karang laut
Aku yakin, aku aman
Aku lebih senang meringkuk di sarang, ketimbang melonjak ke awang
Tapi ada yang menemukan persembunyianku
Katanya, tempat pilihanku menarik
Dia juga suka sembunyi
Kami sembunyi bersama
Dia hanya senang sembunyi, bukan aku
Aku tidak
Aku suka teman sembunyiku
Lebih dari sembunyi itu sendiri
Aku punya teman sembunyi, tapi cuma satu
Dan dia cuma suka menemukan banyak tempat sembunyi
Dia sembunyi di mana mana
Aku tidak bisa cari teman sembunyi lain, cuma satu
Aku mencari persembunyian lagi
Biar dia tak bisa temukan aku
Tapi dia selalu bisa
Aku mau sembunyi lagi
ersama teman sembunyiku, yang akhirnya cuma bisa melihatku
Kapan dia datang sembunyi lagi?
Aku bilang, aku selalu di sini kalau kamu mau sembunyi
Tapi kata kataku juga tersembunyi, jauh di dalam hati
Bersembunyi dalam sekali
Teman sembunyi, aku rindu berbagi persembunyian lagi