Kamis, 17 Mei 2012

Peter and Wendy





sweet! <3

source

The Cat's Meow

What's Wrong Wofie, are ya sick
Something in your Throat?
Wait A Minute are you trying to meow?
Ah Fella
I can see it when you're feeling low
You can't hide that from me
You're no status quo calico
So why keep trying to be?
'Cause you're more than that
You're my doggish cat
I wish you could see the you I see
I say
If you bark
Celebrate it
Make your mark
Serenade it
Noah's ark
Shoulda had a cat like you
And if
What you are
Is a strange you
Doesn't mean
You should change you
Only means
You should change your point of view

Hey, feline
You fetch just fine
To thine ownself be true
Your bow wow's
The cat's meow
It's how I know you're you

You don't need the bows
Or tiara
Bid your woes
Sayonara
Trust your nose
'Cause it knows the way to go
When you
Chase your tail
You're enchanting
Spirits sail
When you're panting
When you wail
You're a rover, Romeo

There is not
One hair of you
That I would rearrange
I love you the way you are
And that will never change
That will never change

salah satu lagu di Barbie Princess and The Pauper. Yang nyanyi Si Pauper, Erika. Dia nyanyi buat Wolfie, kucingnya. Meskipun lagunya buat kucing, saya rasa lagu ini berlaku buat manusia juga di kalimat-kalimat tertentu :D

Garis Batas

Mungkin sering banget ya kita denger, "batas antara keberhasilan dan kegagalan itu tipis banget."
Dulu saya kurang percaya. Malah seringkali saya mikir, "alah, ini sih si pembicaranya aja yang pinter ngomong" dan lain sebagainya. Tapi lama-lama, setelah ngalamin sendiri, saya yakin banget kalo batas gagal sama berhasil itu emang tipis. Banget.

Beberapa kali saya hampir saja nggak jadi melakukan sesuatu yang akhirnya menguntungkan. Beberapa kali saya hampir balik dan nyaris batal maju karena mager. Atau takut. Atau ragu. Tapi setelah diputuskan, dengan sedikit maksa diri sendiri, alhamdulillah hasilnya baik.

Kebetulan? Bukan... =))

Kebetulan?

Setelah saya pikir-pikir, rasanya yang disebut kebetulan itu...mungkin tidak ada.

Ketika kamu lagi jalan di mall, berapa peluangnya ketemu sama gebetan yang udah ditaksir sejak SD? Well, katakanlah itu suatu kebetulan. Tapi, ketika kamu lagi jalan di mall yang sama beberapa waktu setelahnya, berapa peluangnya kamu ketemu dia lagi? Terutama kalau lokasinya di cafe yang sama. Tepat saat kamu cerita ke temen-temenmu, tentang pertemuan kalian yang tidak sengaja sebelumnya? Kebetulan?

Ketika kamu lagi jalan ke suatu tempat dan mobilmu sudah nyaris keluar dari tempat parkir, berapa kemungkinannya matamu tidak sengaja menangkap wujud seseorang yang dulu pernah (atau mungkin masih :p) kamu taksir? Oke, mungkin kebetulan. Tapi kalau ban mobilnya kempes dan mama memaksa kamu memberitahunya soal itu? Meskipun akhirnya kamu menolak dan malah mamamu yang terpaksa harus berlari menuju mobilnya demi keselamatan orang itu? Masih kebetulan?

Ketika kamu sedang belanja di supermarket dekat rumah, kemudian kamu melihat seorang teman belanja juga. Kamu tidak menyapa, karena belum kenal dekat. Beberapa hari sebelumnya, kalian naik angkutan yang sama, juga tidak saling sapa. Rupanya sekarang kalian berteman baik dan sering mengobrol bahkan sampai hal yang tidak penting sekalipun. Kebetulan?

Ketika kamu diterima di salah satu perguruan tinggi, berapa kemungkinan orang yang sampai sekarang kamu belum bisa move on darinya juga diterima di tempat yang sama? Padahal kalian sudah cukup lama belajar di kota yang berbeda. Dia memang tidak ikut organisasi yang sama seperti kamu, tapi kalau markas organisasi kalian berdekatan? Kebetulan?

Ketika kamu akhirnya menikah. Berapa peluang bahwa pasanganmu adalah temanmu sejak smp dan sekelas saat SMA? Mungkin kebetulan. Tapi kalau sifatmu benar-benar mirip mertuamu, dan sifat pasanganmu sangat mirip orangtuamu? Kebetulan?

Ketika kamu sedang berkunjung ke kampus temanmu, kamu pergi ke masjid untuk sholat. Kamu asal saja memakai mukena yang ada di tumpukan lalu memakainya. Berapa persen kemungkinan kamu memilih yang bertuliskan “ikatan mahasiswa kota x”, di mana kota x adalah kota asal seseorang yang (mungkin pernah jadi) penting buat kamu? Kebetulan?

Ketika kamu dalam perjalanan menuju suatu tempat, kamu sedang asyik mengobrol dengan salah satu temanmu. Berapa sih peluang kamu melihat kelebatan orang yang kamu taksir waktu SMA (atau sampai sekarang, mungkin?), dan setelah kamu pastikan itu memang dia. Kebetulan?

Ketika kamu di jalan pulang, setelah hari yang panjang dan melelahkan, adakah peluang kamu melihat dia berhenti di pinggir jalan? Mungkin kebetulan, karena tak ada jalan lain untuk dia, juga untuk kamu. Tapi kalau dia membeli sesuatu yang khas dan membuat kamu ingin tertawa geli sampai sekarang? Kebetulan?

Ketika kamu baru saja bilang, “Aku belum pernah ke Bali,” apakah ada kemungkinan kalau beberapa hari kemudian, seorang panitia lomba yang pernah kamu ikuti menelpon. Katanya kamu meraih juara satu. Hadiahnya, ke Bali. Lima hari. Kebetulan?

Ketika kamu sedang kebingungan parah, karena baterai laptopmu bocor. Kamu butuh sekali mencolokkan laptopmu pada sumber listrik, kalau tidak kamu tidak bisa mengerakan tugasmu. Pilihannya hanya stop kontak yang jauh dari teman lain, padahal kalian harus mengerjakannya bersama-sama. Beberapa saat yang membingungkan, seorang teman lain yang baru datang dan tidak tahu apa-apa, dengan santai mengeluarkan kabel olor. Kebetulan?

Ketika masuk sekolah, tentu kamu tidak memikirkan orang lain mau memilih sekolah mana. Kamu berpikir untuk memilih sekolah terbaik, dengan nilai yang kamu punya. SD, atau SMP yang sama, mungkin kebetulan. Tapi kalau sejak TK sampai Perguruan Tinggi? Terutama kalau rumah kalian cukup dekat dan orang tua kalian saling kenal? Apalagi kamu perempuan dan dia laki-laki. Masih kebetulan kah?

Ketika kamu mendaftar suatu les bahasa inggris. Berapa kemungkinannya temen les bahasa inggrismu bisa sekelas lagi sama kamu di les yang lain? Berapa kemungkinannya teman les bahasa inggrismu rumahnya dekat sekali denganmu, bahkan kalian juga beberapa ikut lomba bersama? Berapa kemungkinan teman les bahasa inggris (yang juga pernah kamu taksir ) ) yang juga kakak kelasmu, adalah tutor belajar teman sekelasmu?

Ketika kamu menjalankan ibadah umroh dengan keluargamu. Apakah ada peluang bahwa teman sekolahmu (yang tidak kamu kenal dekat) ikut dalam travel yang sama? Kalian ada di kebun kurma yang sama dalam waktu yang sama? Ternyata kamu dan dia masuk di universitas dan jurusan yang sama sekarang. Ternyata kalian memiliki rute angkot yang sama waktu SMP. Ternyata orangtuanya adalah rekan kerja orangtua sahabatmu. Kebetulan?


Fyi, semua contoh di atas adalah kisah nyata. Beberapa pengalaman teman atau saudara, beberapa pengalaman pribadi bahkan pengalaman orangtua. Saya jadi semakin yakin kalau kebetulan itu tidak ada. Segala sesuatu yang kita anggap kebetulan itu ya...memang harusnya begitu. Apa ya namanya, jodoh? Takdir? Garis nasib? Terserahlah.
Yang pasti asyik, semacam film versi layar superlebar. Iya kan? ))