Sabtu, 29 Agustus 2009

Oh, My Boy

Hari Jumat kemarin bener-bener hari jumat paling dodol yag pernah saya alami. Seperti kejadian-kejadian aneh bin ajaib lain yang aku lewati, kali ini pun aku bersama salah hobbit piaraan yang bernama Ilcha.
Nah, hari jumat kali ini, seperti biasa, kita menggelandang bak gembel sambil nungguin les. Gimana nggak nggembel? Orang pulang jam sebelas kurang, tapi baru masuk les jam setengah dua. Beberapa menyarankan untuk pulang dulu. No way, nanti aku malah males keluar rumah lagi. Panas-panas naik bemo, gila, siapa yang tahan puasa-puasa gini???
Oke, mari berlanjut. Di tengah-tengah keputusasaan mencari kegiatan pengisi waktu luang, aku sama Illiech sepakat untuk berangkat ke lab komputer. Bayangan ngenet gratis langsung menari de kepalaku. Sampai di labkom, dengan pede kita masuk. Mas pengajar -dengan tak kalah pede- bilang, "Kelas X aksel ya?,". Dengan sangat kikuk, kami keluar dari labkom. Gagal sudah ngenetnya. Tujuan selanjutnya:perpus. Tapi, karena ada salah satu anak aksel yang imut, kita nunggu dulu bentar di teras kelas 12. Mumpung kelas 12 lagi nggak ada di sarang, pikirku. Nunggu sambil ngrumpi di teras, ditemani angin semilir. Tiba-tiba...gruduk gruduk gruduk, gerombolan mas-mas kelas 12 yang lagi istirahat dari pondok ramadan muncul.
Aku yang sudah merasakan firasat kurang baik ngajak Ilak pindah tempat. Ilak nggak mau, ya udah, aku juga tetep duduk di situ akhirnya. Dan astaga, tambah lama mereka tambah banyak. Bayangkan betapa kagoknya berada di tengah-tengah kayak gitu. Sambil sok santai, aku ngelanjutin baca novel yang lagi tak pegang.
Tanpa diduga...
Ila : Mbech, ada my boy, mbech
Flashback bentar, kenapa dipanggil my boy? Dimulai dari kecintaan guru lesku sama anak itu, begitu dia dateng -setelah lama bolos nggak jelas- Maam itu bilang, Dari mana aja kamu, My Boy? Wakakakak, dari sana, kami mulai manggil dia my boy...
Balik lagi, sebenernya aku udah tau kalo ada sosok berjanggut itu, tapi aku tetep noleh lagi. Entah kenapa, aku sama Ila ngguyu-ngguyu setelah kedatangan "Si Boy" itu. Nggak tau karena merasa kita ngetawain dia atau emang pengen mondar mandir doang, Boy ini beberapa kali melintas di depan kami.
Aku yang berusaha sok cool lagi, nggak bisa nggak ngelirik celana bergarisnya. Ila nguakak lagi, liat aku yang gagal bersikap cool. Ditambah dengan lesung pipi saya yang nggak bisa diajak kompromi pas lagi nahan ketawa, katanya.
Alhasil, kita ngakak-ngakak kayak orang gila di tengah mas-mas. Ya ampun...mau dikemanakan muka saya?
Hancur sudah wibawaku, hahaha.
Kesimpulannya :
1. Aku memilih tempat yang salah
2. Memilih waktu yang salah
3. Ngakak di saat dan tempat yang salah, di depan orang yang sangat salah
Habis kejadian bodoh itu, aku ngumpet di kelas, semakin terpuruk setelah nginget-nginget kejadian barusan. Yang lebih aneh, setelah sekian lama, Ila baru nyadar kalo hal itu memalukan. Astaga, seharusnya aku bisa Jampi Memori.

Rabu, 26 Agustus 2009

Hancur Berkeping-Keping

Sebelumnya aku mau minta maaf. Postinganku kali ini agak-agak melankol. Aku sebenernya gak suka, tepatnya agak geli sama hal yang berbau melankolis. Hehehe, bukan gaya,sok tegar, sok cool bla bla bla. Aku risih alias malu, wakakak.
Oke, gak usah berbelit-belit. Tau nggak? Aku punya temen, kita sebut saja "orang". Orang ini, biasanya saya nantikan kabarnya, dan sebagainya, dan seterusnya, ternyata..... lagi naksir orang!!!!
Hoooo....darimana aku tahu? FB. Nyebelin? Pasti. Miris? Jelas.
Tu gini mending nggak tau aja...

Rabu, 19 Agustus 2009

Pelajaran TIK, Ngapain?

Aku lagi di labkom. Kuasian masnya. Anak-anak nggak ada yang merhatiin pelajaran. Malah asyik ngenet sendiri-sendiri. Termasuk aku, wakakak (Sori, mas!). Ngenet gratis gitu loh, harus dimanfaatkan sebaik-baiknya. Tul nggak?

Senin, 17 Agustus 2009

Broken Heart

Hi, I'm using english 2 minimalize the risk of my family read this. Well, my mum and dad have some argument again. Im tired of hearing them. If I could say, they're just like west and east. Sky and earth. Black and white. Different. I dunno why did they decide 2 b spouse.
I dont know how much love they have 2 each other.
Maybe more than everyone knows (I hope). Or,theres no feeling left (I hate 2 write this)?
I always think theyre the most perfect couple. Am I wrong? Hope not.

Sabtu, 15 Agustus 2009

Generasi Penentu Prestasi?

Hai! Aku lagi pengen cerita tentang generasi di sekolahku. Jadi, di sekolahku itu ada yang namanya generasi, atau biasanya disingkat gen. Dari manakah generasi muncul? Mari kita lakukan sedikit observasi. Gini, entah karena guru-guru pada males atau biar lebih gampang ngawasin murid-muridnya, kelasku nggak bakalan diacak. Selama 3 taun, aku bakal tetep di kelas yang sama. Well, seperti semua hal di dunia,gen ini ada positif n negatifnya juga.
Kalo bisa tak simpulin, positifnya adalah: nggak usah ngganti daftar absen, dan nggak perlu adaptasi lagi tiap kenaikan kelas. Selain itu, kita juga jadi punya kakak dan adik gen, yaitu kelas diatas dan dibawah kita yang kelasnya sama. Bingung ya? Jadi aku, kelas XI 6, punya kakak gen kelas XII 6 dan adik gen X6. Lucu, kan?
Tapi...negatifnya juga banyak. Mungkin lebih banyak kali,ya? Kadang, antar gen itu saling bersaing. Biasanya,pas lomba-lomba gitu. Mending kalo persaingannya sehat. Kalo nggak? Ngeri deh, padahal kan harusnya semua gen itu sodara. Jadi sekolahku induknya. Haha.
Negatif yang kedua, guru-guru suka nandain gen mana yang bandel. Yang paling males lah, paling rame, dll, dsb, etc. Siapa yang gak sebel kalo dibilangi gini, "Kelas kalian ini sama aja kayak kakak gennya. Sama-sama banyak ngomong,"
Hey! Padahal kita cuma diskusi. Karena dia nggak jelas neranginnya. Ntar kalo diem terus dibilang pasif, repot deh.
Ck ck ck, gen-genan emang ribet. Seru tapi mbulet.
Aku juga sering sebel sama anak-anak yang terlalu fanatik sama generasinya. Please deh, aku juga mikir genku yang paling oke, tapi nggak usah lebay gitu dong! Try 2 b more flexible!
Tapi, tanpa sadar, kalo diperhatiin, sifatnya anak-anak itu sesuai tiap gennya. Nggak ngerti kenapa. Padahal nggak ada topi seleksi kayak di harpot gitu,loh...
Saranku, generasi itu buat seneng-seneng aja. Ibarat pensil warna atau spidol buat nggambar masa indah sma. Jangan dibikin repot. Oke?
Perang antar gen? Go away!

Rabu, 05 Agustus 2009

Postinganku Ilang!!!!!

Heh, sial!!
Aku lagi posting di lab komputer. Udah ngos-ngosan jariku senam daritadi. Dasar komputer sekolah kurang pro, (sori, komp!) begitu aku buka lebih banyak jendela internet, jendela yang isinya blog ini, ilang!
Nah, lo! Bye, kata-kata yang sudah kurancang matang-matang tadi.
Mau ngulang males aku. Bukan trauma sih, terlanjur BT. Sial!

Ini Bank BRI, Bukan Mandiri

Sumpah! Ini kejadian paling memalukan sepanjang hidupku.
Suatu hari yang cerah, aku pulang dijemput mama. Aku berharap-harap dalam hati, pengen dibeliin pangsit deket rumah yang uenak itu. Bakso plus es teler juga enak, pikirku yang lagi kelaparan. Eh, alih-alih mi pangsit atau bakso, mamaku malah belok ke ruko-ruko gitu.
"Ki, print-in buku tabungan Bank Mandiri mama ya, "
seperti biasa, mama saya males parkir mobil terus turun. Yah, jadilah aku yang harus masuk kunuk-kunuk sendirian ke bank.
Dengan pedenya, aku langsung ngambil buku tabungan mama. Mamaku yang lagi berhalo-halo di telpon nggak notice sebenernya, buku apa yang tak ambil itu.
"Silahkan mbak," Sapa pak satpam.
"Er,pak, mau ngeprint buku tabungan di mana, ya?"
Pak satpamnya malah senyum-senyum. Ih, genit banget deh, pikirku.
"Bank Mandiri atau BRI, mbak?"
"Mandiri" Asal-asalan aku jawab. Emang sejak kapan BRI sama Mandiri joinan ruang kantor? batinku sebel.
"Maaf mbak, ini Bank BRI, Bank Mandiri di sebelah" ujar Si Bapak kalem.
Jeder!!!!!!!
Gila!
Bego banget,kan??
Bayangkan!!!!
Malu banget, udah penampilan culun masih pake seragam, salah masuk lagi. Untung aku belum masuk ke dalem. Oke, dengan tampang sok cool, aku bilang makasih sambil jalan ke sebelah. Untung lagi, kulitku enggak cerah. Bayangkan betapa kepiting rebusnya wajahku kalau bisa diliat.
Yak, daripada dimarahin mamaku, aku langsung ke sebelah. Kali ini aku memastikan kalo plangnya memang Bank Mandiri.
Begitu di dalem.................................Bapak yang bagian nge-print buku tabungan bilang, "Mbak, ini buku tabungannya sudah penuh, harus pake yang baru,"
Sumpah, kalo ada yang bisa ditendang, pasti udak tak tendang ke muka bapak itu.
Setelah bilang ke paknya tunggu sebentar, aku balik ke mobil. Dan di mobil, mamaku bilang, "ini sih emang yang lama, nih, yang baru," Dengan innocent mama nyodorin buku tabungan yang masih kinclong. Mamamaaaaaaaa, plis deh. Kenapa nggak bilang dari tadi?
Melangkah dengan perasaan 'kuharap aku bisa merobek wajahku', aku balik lagi ke Bapak yang bagian nge-print.
Pas udah selesai semua, saya ngibrit secepat kilat, semoga wajah saya gampang dilupakan dan nggak perlu ke bank itu lagi.
Mimpi apa saya malam sebelumnya sampai kejadian sial bertubi-tubi ini datang menimpa saya ----_____________----