Rabu, 10 Oktober 2012

Kelinci dan Kura-Kura

Kamu boleh saja lari-larian di depanku. Kamu juga boleh gowes naik sepeda atau naik motor atau ngebut naik mobil sekalipun. Kamu bebas melambai-lambai di depanku. Terserah mau melambai dengan satu atau dua tangan. Melambai dengan kakimu yang ada dua itu juga tidak masalah. Kamu berhak tertawa sampai berguling-guling melihat kelambatanku. Mau sampai gigimu ompong sampai hebohnya tertawa juga aku tidak akan protes. Sampai perutmu kempes saking sakitnya akibat tertawa, sampai matamu terpejam-pejam, sampai gusi-gusi dan karang gigimu tampak semua. Boleh. Seberapapun aku mengejar, aku akan kalah. Makanya aku tidak pernah mengejar. Segiat apapun aku menjadi cepat juga percuma, kamu tetap jauh lebih tangkas. Makanya aku konsisten berlambat-lambat. Aku jalan dengan santai sambil menoleh ke kanan dan kiri, siapa tahu banyak pohon cemara. Kadang-kadang aku merangkak bahkan merayap. Bukan apa-apa, supaya lebih dekat dengan alam saja. Pernah dengar tidak istilah "Alon-Alon Asal Kelakon"? Ya. Biar lambat asal selamat. Kalimat itu sakti lho, sama saktinya dengan "Witing Tresna Jalaran Saka Kulina". Aku cuma bisa menunggu. Siapa tahu ada saatnya kamu lelah dan ketiduran di bawah pohon. Nah, saat itulah aku akan merebut gelar pemenang. Saat itulah kamu akan kalah. Hti-hati ya.

Tidak ada komentar: