Senin, 14 Juli 2014

Ada Pesan Moral Dalam Postingan Ini, Kalian Harus Percaya

Kemarin, saya seharian jadi tukang ojek.

Pertama, saya nganterin sodara sepupu saya buat beli songkok. Tau songkok nggak? Itu lho semacam topi. Bentuknya lonjong. Kalo masih belum tau juga, googling aja sendiri. Yang jelas, songkok itu bukan salah satu jenis duduk. Itu jongkok.

Oke. Jadi, karena saya anaknya manut sama Mama, dengan hawa-hawa mendung (yang enak buat bobo ciang), saya budal ke Pasar Soponyono. Iya, Soponyono, bukan Sopongerti atau Sopose.

Sesampainya di sana, saya langsung mencari toko yang jual songkok. Setelah nemu yang pas, saya coba nawar dan Alhamdulillah bisa. Salah satu pencapaian dalam hidup. Lumayan.

Sepulang dari Soponyono, bukan Sopomaneh, Mama sudah siap untuk menggunakan jasa ojek saya. Saya diminta untuk mengantar ke Pasar Semolo (oke, cukup susah untuk membuat plesetan dari kata ‘Semolo’ jadi ya sudah. Eniwei, baca kata ‘plesetan’ jadi langsung inget plesetan fanta nggak sih?)

Di Pasar Semolo, Mama memborong cukup banyak belanjaan. Bagian depan motor saya jadi penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Kemudian, di jalan pulang, ada orang jual golden melon di pinggir jalan. Berbeloklah saya dan Mama. Kami memilih tiga buah melon yang kuningnya sangat menggoda itu. Alhasil (bukan Al Ghazali atau Aliando), bagian depan motor saya semakin penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Beberapa ratus meter setelah pedagang golden melon buka lapak, ada pedagang pepaya, sodara-sodara. Maka saya membelokkan motor dan Mama kembali dengan tiga buah pepaya (salah satunya adalah bonus dari si penjual. Makasih, Oom). Alhasil (bukan Al Ghazali atau Aliando), bagian depan motor saya semakin penuh. Tapi kaki masih bisa mancik jadi ya sudah.

Dengan hati dan dompet yang ringan, namun motor yang semakin berat, saya dan Mama pulang. Sesampainya di rumah, Mama mengupas pepaya bonusan yang bengkok dan terlihat jelek dari luar. Semacam gak layak makan gitu. Ternyata, sodara-sodara…enak. Inilah salah satu bukti bahwa penampilan luar tidak bisa dinilai begitu saja :’)

Pesan moral yang bisa kalian ambil dari cerita saya ini adalah…
1. Songkok tidak sama dengan jongkok
2. Golden melon itu enak. Sayang, kulitnya belum ada ekstraknya.
3. Pepaya bonusan belum tentu tidak enak.

Sekian. Maaf kalau postingan ini menurut kalian nggak penting. Tapi menurut saya sih penting, karena saya sendiri yang nulis.
Eniwei, kalo ada yang bisa bikin plesetan soal ‘semolo’, kalian bisa tulis di komen ya : ))

4 komentar:

Maria mengatakan...

plesetan semolo, Semolor #jayus #aneh #akujayusketularankamu

Anonim mengatakan...

aku mau nyiptain ekstrak kulit buah golden melon

any riaya mengatakan...

bagus Mar, bagus.. :')

any riaya mengatakan...

ditunggu ya Lel. Anw kulit golden melon itu halus loh, nggak keriput... *no offense*