>>Hai, berapa banyak bintang yang kau lihat?
Eh, satu dua tiga sepuluh dualima tigaratus ribuan jutaan milyaran :D
>>Banyak ya? Disini... mendung. Awan menghalangi kerlip kerlip kecil itu
Terhalang bukan berarti hilang, kan? Cheer up. Angkat wajahmu, tersenyumlah :)
>>Bagaimana bisa ceria? Yang ada cuma gelap. Gumpalan ini, uh, aku benci.
Hei, tak ada yang tak berguna. Tak ada yang tersia. Semua yang nyata, bahkan maya, pasti ada gunanya
>>Kau benar. Tapi ngomong-ngomong, langit yang kita lihat berbeda
Lalu?
>>Kapan bisa sama?
Ah, katakan saja. Bilang padaku kalau ingin ketemu, iya kan?
>>Biar kubagi timpukan kau. Tapi kau7 benar, dan aku benci.
Kenapa harus benci? Aku pun begitu. Namun aku tak marah. Toh aku tak berdarah.
>>Jadi maksudmu...
Ya. Kau pasti mengerti kan? Aku tahu kau tak sebodoh seperti yang terlihat
>>Apa? Aku. Tidak. Bodoh
Mau pandai atau bodoh, sama saja bagiku
>>Bagaimana kalau ceroboh? Mudah roboh?
Apa saja. Aku taku peduli, kau tahu?
>>Ya, aku tahu. Aku selalu tahu. Dan ada satu hal lagi yang harus kau tahu
Tunggu, biar kutebak. Kurasa aku sudah tahu
>>Kau memang jenius! Yap. Aku selalu ingin, well, kalau kau sudah tahu, aku bahkan tak perlu mengatakannya
Simpan saja. Katupkan saja mulutmu. Tahukah? Aku juga sama.
>>Baguslah. Tampaknya bulan sudah mulai berselimut
Bintang kecil pun sudah dipeluk ibunya
>>Jadi... Selamat malam. Selamat bermimpi sepuasnya
Pasti asyik. Semoga kita bertemu dalam mimpi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar